Jumat, 16 Desember 2011

[Koran-Digital] TRAGEDI MESUJI POLISI DIBAYAR PERUSAHAAN SAWIT

"Mereka biasa menyebutnya Operasi Senyum."

Perusahaan perkebunan sawit yang disebut-sebut tersangkut kasus pembantaian warga Kabupaten Mesuji, Lampung, PT Silva Inhutani, mengakui memberikan honor kepada polisi. Aparat keamanan ini sebelumnya dituding terlibat dalam bentrokan antara warga Mesuji dan perusahaan perkebunan.

Menurut juru bicara PT Silva, Ahmad Safari, fulus itu diberikan setiap hari selepas mereka bertugas menjaga perusahaan. “Honor itu di luar makan-minum yang juga diberikan tiga kali sehari,“ ujar Ahmad kemarin.

Ahmad menilai honor tersebut wajar. Lagi pula PT Silva menganggap honor itu perlu diberikan sebagai sarana pendukung bagi petugas yang melakukan penertiban di Register 45, lahan perkebunan sawit. “Itu wajar karena mereka menjaga dan mengamankan aset negara.“

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemukan seorang petani tewas akibat bentrokan warga Desa Pelita Jaya dan Pekat Raya dengan kelompok pengamanan perkebunan di area lahan PT Silva pada November 2011. Sebelumnya, terjadi bentrokan di lahan lain pada 6 November 2010. Dalam dua peristiwa itu, dua warga tewas dan lima orang terluka parah. Para korban pada Rabu lalu mengadu ke Komisi Hukum DPR.

Ahmad tak ingat total honor yang diberikan. Alasannya, kata dia, “Data nominalnya ada di kantor pusat.“ Meski begitu, Dia memastikan para polisi tetap netral menjalankan tugas dan tak berpihak kepada perusahaan.

Salah seorang pegawai perusahaan yang enggan disebutkan identitasnya mengungkapkan, polisi mendapat jatah Rp 50 ribu setiap kali bertugas. Setidaknya, saat bertugas ada 10-15 orang. Mereka terdiri atas anggota Brigade Mobil Daerah Lampung dan Kepolisian Resor Tulangbawang. “Para polisi biasa menyebut ransum dan uang saku itu dengan sebutan Operasi Senyum,“ujarnya.

Pegawai itu juga mengungkapkan, selain honor, ada uang komando sebesar Rp 1 juta yang diberikan kepada atasan mereka. Tidak hanya honor, komandan lapangan saat meninjau lokasi juga mendapat fasilitas mobil Terano dan Isuzu Panther.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution menyatakan tak tahu-menahu ihwal anggotanya menerima honor dari PT Silva.
“Saya cek dulu kabar itu,“ ujarnya. Meski begitu, Saud meminta agar menunggu hasil tim khusus dari Mabes Polri yang dikirim ke Mesuji.

Adapun Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo menjamin netralitas polisi dalam konflik di Mesuji.
Dia menegaskan, keberadaan polisi adalah sebagai langkah preventif serta menindak jika terjadi pelanggaran. “Saya menjamin tak ada keberpihakan pada salah satu pihak. Kami netral,“katanya.

Jenderal Timur juga akan terus mengevaluasi penempatan satuan Brimob di lokasi perkebunan kelapa sawit, yang sering kali menuai kontroversi. “Evaluasi akan kami lakukan terus-menerus,“ ujarnya.

NUROCHMAN ARRAZIE | INDRA WIJAYA | ANANDA W. TERESIA | MUNAWWAROH | SUKMA

http://epaper.korantempo.com/PUBLICATIONS/KT/KT/2011/12/17/ArticleHtmls/TRAGEDI-MESUJI-POLISI-DIBAYAR-PERUSAHAAN-SAWIT-17122011001008.shtml?Mode=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar