Minggu, 25 Desember 2011

[Koran-Digital] Stop jabatan BUMN bagi mantan pimpinan KPK

Stop jabatan BUMN bagi mantan pimpinan KPK

Senin, 26 Desember 2011 12:51 WIB | 863 Views


Pekanbaru (ANTARA News) - Politisi PDI Perjuangan di DPR RI, Aria Bima,
mengingatkan, agar kebiasaan pemerintah memberikan jabatan komisaris
BUMN kepada para mantan pimpinan KPK sebaiknya tidak diteruskan.

"Stop cara-cara seperti itu. Tradisi tersebut bisa dinilai sebagai
gratifikasi yang berlaku mundur atau gratifikasi terselubung," tandasnya
kepada ANTARA Pekanbaru, Senin.

Aria Bima mengingatkan, KPK dibentuk sejak era Presiden Megawati
Soekarnoputri sebagai upaya besar untuk memberantas korupsi yang juga
merupakan kejahatan luar biasa. "Karena itu, para pemimpin Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) harus betul-betul terjaga integritasnya,
baik sebelum, pada saat, maupun setelah memimpin lembaga superbodi itu."

Dia meminta kebiasaan pemerintah memberikan jabatan komisaris BUMN
kepada para bekas pimpinan KPK tidak diteruskan.

Iming-iming posisi komisaris BUMN bagi mantan pemimpin KPK bisa membuat
KPK melempem dalam menangani perkara korupsi yang melibatkan pemerintah
atau pejabat pemerintah, termasuk Direksi BUMN, katanya.

"Ini bisa menyebabkan KPK tebang pilih dalam menindak perkara korupsi,"
kata salah seorang pemrakarsa hak angket skandal Bank Century DPR RI ini.(*)

http://www.antaranews.com/berita/290305/stop-jabatan-bumn-bagi-mantan-pimpinan-kpk

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar