Minggu, 25 Desember 2011

[Koran-Digital] Tjahjo Kumolo: Mega dan Hanya Mega-lah yang Berhak Tentukan Capres

WAWANCARA
Tjahjo Kumolo: Mega dan Hanya Mega-lah yang Berhak Tentukan Capres
Senin, 26 Desember 2011 , 08:57:00 WIB

RMOL.Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo
Kumolo menegaskan, kongres partai telah menetapkan Megawati
Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.

"SALAH satu rekomendasi Ra­kernas PDI Perjuangan di Ban­dung pada awal
Desember 2011 telah menetapkan Ibu Mega­wati-lah yang menentukan siapa
ca­pres dan cawapres yang diusung PDI Perjuangan," kata Sekjen PDIP
Tjahjo Kumolo kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Namun, lanjut dia, partai masih menunggu waktu yang tepat untuk
memutuskan capres dan cawapres 2014.

"Tentunya kami juga mencer­mati aspirasi partai dan aspirasi masyarakat
melalui survei dan melihat gelagat perkembangan dinamika politik
nasional yang ada," ujarnya.

Siapa pun bisa ditunjuk oleh Megawati menjadi calon presiden periode
2014 karena itu adalah kewenangan Mega selaku Ketua Umum PDIP.

Berikut petikan wawancara.

Bagaimana Anda meman­dang Pemilu 2014?

Mencermati gelagat dan per­kem­bangan dinamika dari ber­bagai evaluasi
pemerintah yang dihasilkan melalui proses pemilu presiden secara
langsung pada pada tahun 2004 dan 2009, ma­salah estafet kepemimpinan
ta­hun 2014 memang penting untuk menjadi agenda strategis setiap partai.

Sikap PDIP saat ini?

Bagi PDI Perjuangan saat ini lebih strategis untuk mementing­kan
bagaimana bangsa ini me­nyepakati kembali haluan peme­rintah pada tahun
2014 melalui proses politik di MPR dan DPR.

Maksud Anda?

Haluan pemerintah itu selain menjawab persoalan bangsa dan negara saat
ini, juga memiliki visi jangka panjang untuk mewujud­kan Indonesia yang
berdaulat di bidang politik, berdikari di bi­dang ekonomi dan
berkepri­ba­dian yang baik demi kemajuan bangsa.

Berkaitan dengan itu, apa yang disiapkan PDI Perjua­ngan?

PDI Perjuangan sudah mene­tapkan platform politik partai. Nantinya itu
dijadikan sebagai dasar untuk menyusun agenda dan program bangsa
strategis, komprehensif, dan integral demi pembangunan bangsa Indonesia
untuk jangka panjang, dalam rangka pileg dan pilpres.

Kader-kader partai Anda siap memimpin negara?

Kader-kader PDI Perjuangan banyak yang berkualitas. Bagi kami, kata
kuncinya, selain mem­punyai ketegasan mengambil ke­­­putusan
po­­li­­tik, pe­mim­pin juga perlu punya pe­mahaman yang kuat tentang
ideologi bangsa ini. Dengan be­gitu, pe­mimpin terse­but mampu
mem­berikan arah, memiliki ke­mampuan tek­nokrasi, dan ko­mi­t­men
ke­rakya­tan yang sangat kuat.

Lantas, siapa capres yang di­siapkan oleh PDI Perjuangan?

Biarlah rakyat Indonesia yang menentukan siapa pemimpin Indo­­nesia pada
tahun 2014. Ti­dak ada satu pun orang yang me­miliki legalitas kuat
untuk me­larang seseorang boleh di­ca­lon­kan atau tidak.

Sebab, rakyat merupakan ha­kim tertinggi dan setiap partai mempunyai
mekanisme sendiri untuk merespons harapan rakyat tersebut.

Ngomong-ngomong, bagai­mana pendapat Anda soal Un­dang-Undang Pemilu 2014?

Pembahasan Undang-Undang Pemilu 2014 harus dicermati. Sis­tem Pemilu
2009 mempu­nyai dua paradigma. Pertama, para­digma kedaulatan partai.
Kedua, paradigma pilihan lag­sung oleh masyarakat atau pe­serta pemilu
adalah parpol seba­gaimana ama­nat konstitusi.

Mahkamah Konstitusi dalam keputusannya membatalkan Pa­sal 214 dari
keseluruhan sistem pemilihan legislatif elemen-ele­mennya banyak.

Ibarat mobil, bila satu kom­po­nen mesinnya diganti dengan merek lain,
jalannya pasti tersen­dat-sendat.

Lantas?

Sekalipun begitu, PDI Perjua­ngan berusaha konsisten melak­sanakan
paradigma yang diatur konstitusi, kedaulatan pemilih sebagaimana putusan
MK dan ke­daulatan partai sebagaimana Undang-Undang Pemilu.

Partai tidak memiliki problem terlalu besar. Meski demikian kami siap
melaksanakan atau men­­­jalankan mobil dengan satu suku cadang yang
berubah. Ini sistem pemilu di Indonesia, yang distrik tidak,
proporsional juga tidak.

Menurut Anda itu bisa mem­ba­hayakan?

Riskan memang. Perubahan ter­sebut sangat dekat dengan pe­lak­sanaan
pemilu dan implikasi­nya biaya politik tinggi bagi ca­leg. Maka,
pembahasan RUU Pemilu harus mencermati hal-hal tersebut.

Sistem tertutup harus menjadi pilihan politik dan terbukti pro­ses
pemilihan terbuka pada Pe­milu 2009 yang menghasilkan kompo­sisi
kelembagaan DPR yang se­karang dihujat oleh ber­bagai pi­hak karena
gagal dalam proses rekrutmen kader dan cen­derung parpol yang
di­salah­kan. [Harian Rakyat Merdeka]

http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/12/26/50152/Tjahjo-Kumolo:-Mega-dan-Hanya-Mega-lah-yang-Berhak-Tentukan-Capres-

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar