Rabu, 21 Desember 2011

[Koran-Digital] BNPT dan Mahasiswa UI Adakan Program Deradikalisasi

BNPT dan Mahasiswa UI Adakan Program Deradikalisasi
Tweet

Kamis, 22/12/2011 09:30 WIB | Arsip | Cetak


Agenda deradikalisasi kini kian digencarkan oleh BNPT ke berbagai
kampus. Rabu, (22/12) Himpunan Mahasiswa Kriminologi Universitas
Indonesia (UI) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), mengadakan diskusi bertajuk 'bincang-bincang bersama
mantan teroris'.

Acara itu adalah sebuah rangkaian acara Peace Building 2011: "Terror
Around Us" di Kampus UI Depok yang berlangsung selama sepekan dari hari
Selasa-Jum'at (20-23/12) dan melibatkan berbagai pembicara.

Dalam kesempatan kemarin, sejumlah pembicara yang dihadirkan diantaranya
Nasir Abbas (Ex Mantiqi III Jama'ah Islamiyah), Ustadz Abdurrahman Ayub
(eks Jamaah Islamiah/JI), dan Soekanto dari NII Crisis Center.

Tampaknya, sedari awal adrenalin para peserta sudah digiring untuk
meyakini bahaya teroris berada di sekitar mereka. Sebuah layar besar
bertuliskan "Persiapkan Diri Anda, Teroris Datang Ke UI", sengaja di
taruh pada kedua sisi panggung.

Dalam acara yang berlangsung di FMIPA tersebut, diskusi lebih kepada
cerita tiap narasumber ketika aktif di jama'ah masing-masing. Mereka
menjelaskan lika-liku ketika aktif di NII dan JI hingga memilih keluar
dari organisasi tersebut.

Nasir Abbas, ex mantiqi III menuturkan pengalamanya saat mengaji di NII.
Saat di Afghan, Nasir mengaku mengikuti usrah tiap hari Jum'at sore.
Proses masuk ke NII pun dilakukan tanpa sepengetahuan Nasir. "Saya gak
pernah daftar jadi NII atau mengisi formulir tentang NII. Saya hanya
tahu ketika saya berjabat tangan dengan Abdullah Sungkar, saat itu saya
dibaiat menjadi NII," ungkapnya.

Pada perkembangannya Nasir memilih keluar dari NII dan gabung bersama
JI. Akan tetapi, keberadaannya di JI pun tidak berlangsung lama. "Mereka
terkontaminasi dengan misi Osama," kata pria kelahiran Singapura ini.

Kepada mahasiswa Nasir berujar bahwa mengikuti usrah tentu tidak
dilarang, namun sikap kritis mesti dikedepankan. "Dalam menuntut ilmu,
kita harus bersikap kritis. Usrah boleh saja, tapi tanya rujukannaya.
Jangan taklid buta," ujarnya.

Hal ini juga turut diamini oleh Abdurrahman Ayyub. Alumni Afghan periode
80-an tersebut meminta para mahasiswa untuk tidak hanya belajar pada
satu ulama. "Kita harus terbuka untuk dialog dengan ulama-ulama
lainnya," ujarnya yang kini aktif di Radio Rodja dan menjadi amir salafi
Bintaro dan sekitarnya.

Pada sesi tanya jawab para peserta tampak kritis terhadap apa yang
disampaikan pembicara. Angga, salah seorang mahasiswa UI mengatakan
acara ini terkesan diskriminatif dalam membahas terorisme.

Terorisme seakan hanya dinisbatkan kepada agama Islam. "Kenapa kok acara
ini hanya membidik terorisme di dalam umat Islam saja. Padahal di agama
lain juga ada terorisme," ungkapnya.

Simpang siurnya sasaran dalam acara ini juga menjadi perhatiannya.
Menurut Angga, penjelasan mengenai usrah dan kaitannya dengan NII akan
menggiring opini bahwa usrah adalah lahan teroris. Padahal usrah adalah
tempat mahasiswa menimba ilmu keIslaman seperti yang biasa dilakukan
Lembaga Dakwah Kampus. (Pz)


http://www.eramuslim.com/berita/nasional/bnpt-dan-mahasiswa-ui-adakan-program-deradikalisasi.htm

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar