Minggu, 18 Desember 2011

[Koran-Digital] TONY PRASETIANTONO: Mengapa Indonesia Tahan Krisis?

Mengapa Indonesia Tahan Krisis? PDF Print
Monday, 19 December 2011
Krisis ekonomi global benarbenar akan datang pada 2012. Kita semua sudah
tahu hal itu, dan mustahil menghindarinya. Yang belum diketahui,
seberapa besar krisis tersebut akan menyebabkan kerusakan perekonomian
Indonesia?


Transmisi krisis ekonomi global ke Indonesia terutama terjadi melalui
transaksi perdagangan internasional dan aliran modal.Ekspor kita
cenderung melemah,karena pasar potensial seperti Amerika Serikat (AS)
dan Eropa sedang "sakit".Negaranegara pasar kita yang lain, meski
sakitnya tidak separah kedua kawasan itu,juga kemungkinan besar akan
sedikit menurunkan permintaannya terhadap produk-produk ekspor kita.
Mereka adalah Jepang,China dan Asia Tenggara.

Namun Indonesia beruntung.Kontribusi ekspor kita terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) yang kini sekitar Rp7.000 triliun,tidaklah besar.
Ekspor neto atau neraca perdagangan (selisih antara ekspor terhadap
impor) dalam dua tahun terakhir sekitar USD20 miliar,atau ekuivalen 3%
PDB. Ini persentase yang relatif kecil,sementara penyumbang terbesar PDB
adalah konsumsi rumah tangga sebesar 60%. Sisanya disumbang oleh
investasi (30%) dan belanja pemerintah (7%).

Struktur ini mirip dengan yang terjadi di AS,yang penduduknya sekitar
310 juta orang.Dengan kata lain,perekonomian yang memiliki pasar
domestik kuat akan bisa bertahan dengan mengandalkan potensi lokal.
Inilah alasan terbesar perekonomian Indonesia mampu tumbuh 4,5% saat
terjadi krisis subprime mortgage di AS pada 2009. Sementara itu,negara
yang ketergantungan ekonominya terhadap ekspor,terutama produk
manufaktur,sangat terkena krisis.

Contoh terbaik adalah Singapura.Saat krisis memuncak pada semester I-
2009, perekonomian Singapura bahkan mengalami kontraksi hingga di atas
10%. Kejadian ini tampaknya bakal terulang pada 2012. Meski
demikian,saya masih optimistis,situasi 2012 lebih baik daripada
2009.Artinya, perekonomian Singapura kendati bakal melemah,rasanya tidak
bakal mengalaminya sedramatis 2009.

Pertumbuhan ekonomi memang akan melambat,tapi tidak akan sampai minus
13%.Lebih masuk akal jika Singapura bakal tetap tumbuh positif namun
landai,misal pertumbuhan di bawah 3%. Kalaupun pertumbuhan
negatif,katakanlah hanya minus 1 atau 2% saja. Mengapa?
Pertama,timbulnya kesadaran bersama,bahwa terlalu riskan membiarkan
Yunani dan Italia bangkrut, karena efek dominonya terlalu
besar.Kebangkrutan mereka dipandang sebagai too big to fail.

Karena itu,banyak negara maju dan sebagian emerging marketsterkemuka
yang akan membantu menolong.Caranya adalah membeli obligasi
negara-negara tersebut untuk menopang stabilitas. Pemerintah AS juga
akan menempuh segala cara agar negaranya tidak bangkrut. Kedua,meski
harga komoditas primer (pertambangan dan perkebunan) tetap tinggi, namun
level harga kali ini belum setinggi saat krisis 2008-2009. Bahkan masih
terbuka kemungkinan harga-harga tersebut akan tertekan turun,seiring
dengan pelemahan permintaan akibat krisis.Ini akan membantu upaya pemulihan.

Karena itu,krisis memang akan memberi dampak negatif terhadap seluruh
dunia,namun daya rusaknya belum sebesar krisis 2009.Perekonomian dunia
masih tetap akan tumbuh,namun dengan level landai.Tidak seperti 2009,
negara-negara emerging marketsAsia masih akan mencapai pertumbuhan
ekonomi positif,namun melemah. Pertahanan penting perekonomian Indonesia
adalah sektor finansial.

Pada akhir 2011,pasar finansial memang cenderung panik karena aroma
ketidakpastian penyelesaian krisis zona euro. Namun pada jangka menengah
ke depan,saya yakin investor akan tetap memandang Indonesia sebagai
negara penting untuk menerima investasi portofolio, sebagaimana China
dan India. Krisis ekonomi tahun 2012 nanti tetap akan menyisakan
China,India dan Indonesia sebagai tiga negara dengan kinerja pertumbuhan
ekonomi tertinggi.

China tetap mampu tumbuh 9%; India 7 atau 7,5%; dan Indonesia antara 6
hingga 6,3%.Jadi,tidak ada alasan bagi investor untuk meninggalkan
Indonesia.Kalaupun sekarang terjadi kepanikan,itu bersifat sementara.
Yang membuat kita tetap optimistis adalah kondisi industri
perbankan.Pada saat krisis 1998,industri ini merupakan "pintu
masuk"terjadinya krisis yang kemudian menjalar ke mana-mana.

Kini industri perbankan jauh lebih sound.Aspek terpentingnya adalah
posisi modal.Kini ratarata rasio kecukupan modal atau capital adequacy
ratio (CAR) adalah 16,7%, atau jauh melebihi persyaratan minimal 8%.
Sedangkan kemampuan mengelola risiko tercermin pada non-performing
loan(NPL) yang kini 3%, atau jauh di bawah batas aman 5%. Secara
kualitatif,industri perbankan juga terus mendorong tata kelola
(governance).Ini semua bermuara pada profil industri perbankan yang
lebih tahan guncangan.

Namun itu semua belum cukup untuk menghadapi krisis 2012.Pemerintah
harus lebih tangkas mengendalikan sisi fiskal.Jangan biarkan pembangunan
infrastruktur berjalan lambat atau bahkan jalan di tempat,dan terjebak
pada wacana "menunggu investor swasta yang tak kunjung
datang".Pemerintah harus berani "pasang badan" membiayai proyek
infrastruktur. Belanja pemerintah yang sangat tidak disiplin,sehingga
menyisakan begitu banyak anggaran tak terserap,tidak boleh terjadi lagi
pada 2012.

Problem birokrasi dan kepemimpinan yang dalam beberapa tahun terakhir
menjadi bottleneck,harus diurai.Saya selalu ingat, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) sejak awal selalu mendengungkan istilah yang
indah,yakni perlunya debottlenecking. Namun sayang, itu cuma sebatas
wacana. Semoga tahun 2012 memberi semangat baru,agar istilah tersebut
benar-benar diimplementasikan. Jika semua itu dilakukan, saya yakin
perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh antara 6,0-6,3% pada 2012.
Tetaplah optimistis,dan tetaplah bekerja keras untuk mencapainya.●

A TONY PRASETIANTONO
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan
Kebijakan Publik (PSEKP) UGM dan
Komisaris Independen Bank Permata

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452866/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar