Minggu, 18 Desember 2011

[Koran-Digital] Menanti Gubernur Ideal

Menanti Gubernur Ideal PDF Print
Monday, 19 December 2011
Publik Jakarta menginginkan figur yang tegas dan berani untuk memimpin
Ibu Kota. Figur yang memiliki dua karakter tersebut diyakini mampu
menyelesaikan persoalan Jakarta,terutama macet dan banjir.


Hasil survei dari Cyrus Network bersama Laboratorium Psikologi Politik
Universitas Indonesia pada 24 November – 1 Desember 2011, terungkap
bahwa publik menginginkan figur tegas, komitmen dan integritas
moral.Hasil survei dari Median Survei Nasional dan The Future Institute
pada 19- 25 September 2011 pun menempatkan sikap tegas dan berani pada
posisi teratas ekspektasi publik.

Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk
mengatakan, saat ini partai sebagai kendaraan bakal calon gubernur hanya
melihat sisi popularitas dan elektabilitas seorang calon. "Padahal,dari
hasil survei ternyata publik menginginkan figur yang memiliki
integritas,ketegasan,serta komitmen bukan sekadar populer,"ujar Hamdi.
Sedangkan Direktur Eksekutif Median Survei Nasional Rico Marbun
menyatakan, warga Jakarta sudah semakin rasional dalam menentukan pilihan.

Karena itu, figur yang berani dan tegas dalam membuat program berpeluang
besar pada Pilkada 2012.Terlebih sejauh ini masyarakat sudah dapat
melihat dan menilai siapa yang seharusnya dipilih."Lebih baik
orang-orang yang mempunyai kecerdasan intelektual,kedisiplinan,
keberanian,daripada figur yang lembek,"tekan Rico. Adapun pengamat
politik dari LIPI Ikrar Nusa Bakti berpendapat,pemimpin yang ideal
adalah memiliki power to lead.

Artinya,seorang pemimpin harus memiliki kekuasaan untuk menjalankan apa
yang ada di dalam kepalanya."Saat ini saya yakin Fauzi Bowo sudah
memiliki solusi untuk permasalahan di Jakarta.Tapi yang jadi pertanyaan
adalah apakah dia benar-benar memiliki kekuasaan atau tidak," ujarnya.
Para petinggi partai politik pun setuju bahwa Jakarta butuh pemimpin
yang tegas dan berani.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad
Romahurmuziy mengatakan,tantangan Gubernur DKI Jakarta berbeda dengan
gubernur di provinsi lain.Menurut dia,Jakarta memiliki kompleksitas
persoalan yang membutuhkan langkah-langkah radikal untuk
menyelesaikannya. PPP tak mempersoalkan latar belakang figur, bisa dari
militer atau sipil."Tanpa langkah radikal dan terobosan yang
inovatif,sulit untuk menyelesaikan persoalan di Jakarta,"katanya.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto
mengungkap kan,keberlangsungan Pemerintah DKI Jakarta saat ini masih
jauh dari gambaran yang mencerminkan Jakarta sebagai ibu kota.Selain
masalah yang cukup kompleks mulai dari kemacetan,krisis air,hingga
ancaman banjir,masalah pluralisme . "Untuk itu,ke depan dibutuhkan
pemimpin yang tegas yang tidak mau berkompromi dengan siapa pun yang
mengorbankan kepentingan rakyat,"tekannya.

Kendaraan Politik

Untuk ikut bertarung dalam Pilkada DKI 2012,ada dua cara yang bisa
ditempuh.Melalui jalur partai politik (parpol) atau gabungan parpol dan
independen.Jika menggunakan kendaraan parpol atau gabungan
parpol,sekurang-kurangnya parpol pengusung itu memiliki 15% kursi DPRD
atau 15% perolehan suara hasil Pemilu 2009.Jika melalui jalur
independen,pasangan calon harus mendapat dukungan 4% dari jumlah
penduduk DKI Jakarta.

Karena jumlah kursi DPRD DKI Jakarta sebanyak 94 kursi,syarat 15% setara
dengan 14,1 kursi.Adapun komposisi kursi DPRD DKI Jakarta, yakni Partai
Demokrat 32 kursi,Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 18 kursi, PDIP 11
kursi,Partai Golkar 7 kursi,PPP 7 kursi,Partai Gerindra 6 kursi,Partai
Amanat Nasional (PAN) 4 kursi,Partai Damai Sejahtera (PDS) 4
kursi,Partai Hanura 4 kursi,dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1 kursi.

Dengan komposisi tersebut,hanya Partai Demokrat dan PKS yang bisa
mengajukan pasangan calon.Parpol lainnya harus berkoalisi. Untuk
memenangi pertarungan,para calon harus selektif memilih kendaraan
politik.Sebab,jika belajar dari sejumlah kasus pilkada, justru mesin
politik parpol tidak efektif karena ada pertentangan internal. Sejauh
ini belum ada cagub-cawagub definitif.

Partai Demokrat sebagai pemenang Pemilu 2009 belum juga menentukan
kandidatnya. Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli yang
sudah diputuskan dalam Musda, masih menunggu keputusan Majelis
Tinggi.Dia harus berebut tiket dengan incumbent Fauzi Bowo yang juga
anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Sementara,PKS sebagai pemenang
kedua di DKI Jakarta,hampir pasti mengusung Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Triwisaksana.

PKS memastikan akan berkoalisi dalam menghadapi pilkada
mendatang.Berbeda dengan Pilkada 2007,PKS dikeroyok oleh parpol lain.
Hasilnya pasangan Adang Darajatun-Dani Anwar hanya memperoleh 1.535.555
suara atau 42,13%.Fauzi Bowo – Prijanto yang diusung oleh koalisi 19
partai politik memperoleh 2.109.551 suara atau 57.87%. PPP,Partai
Hanura,Partai Gerindra dan PDS belum menentukan calon setelah Djan
Faridz yang mereka dukung diangkat menjadi Menteri Perumahan Rakyat
(Menpera).

Demikian pula koalisi parpol nonparlemen yang mendukung Djan Faridz
harus putar haluan. Adapun Partai Golkar masih melakukan konvensi
internal yang diikuti tiga calon,yakni Ketua DPD I DKI Prya
Ramadhani,anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya, dan Wakil Ketua Komisi III
M Azis Syamsudin.

Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto,yang belum memiliki
kendaraan politik, terus menjajaki komunikasi dengan anggota Komisi I
DPR Tantowi Yahya untuk kemungkinan berpasangan.Sejauh ini,kedua tokoh
tersebut sudah bertemu dua kali untuk membicarakan kemungkinan menantang
Fauzi Bowo. PDIP sedang menyeleksi 16 tokoh yang mendaftar sebagai calon
gubernur DKI Jakarta.

Meski pendaftaran sudah ditutup,PDIP masih membuka peluang bagi
tokohtokoh yang memiliki elektabilitas tinggi. Sementara,beberapa nama
yang telah menjalin komunikasi politik dengan DPW PAN DKI antara lain
Hasnaeni, TantowiYahya,Nono Sampono, Prijanto,Nachrowi Ramli,Fauzi
Bowo,dan Lulung Lunggana.Figur dari internal di antaranya,Andi Anshar
dan Wanda Hamidah. epan hasyim siregar/ ridwansyah/ isfari hikmat

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452891/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar