Jumat, 16 Desember 2011

[Koran-Digital] TAJUK,Peringkat Naik, Lalu Apa?

TAJUK,Peringkat Naik, Lalu Apa? PDF Print
Saturday, 17 December 2011
Peluang baik diperoleh Indonesia di pengujung 2011. Lembaga pemeringkat
Fitch Rating telah menaikkan peringkat utang Indonesia hingga masuk
level investment grade atau negara yang layak menjadi tujuan investasi.

Peringkat utang jangka panjang valuta asing Indonesia naik kelas menjadi
BBB- dari sebelumnya BB+. Dengan predikat BBB- ini, berarti Indonesia
masuk peringkat paling bawah investment grade. Hasil menggembirakan ini
tentu tidak boleh disia-siakan,tapi harus dirayakan dengan kerja keras
penuh optimisme, untuk mempercepat akselerasi pembangunan infrastruktur
yang masih menjadi kendala serius yang bisa mengantar Indonesia berlari
lebih kencang lagi.

Pemerintah tidak boleh hanya berbangga diri dulu.Fase investment grade
ini akan menjadi momentum penting bagi kita untuk bisa mengejar
ketertinggalan pembangunan dengan bangsa lain, jika kita jeli dan tepat
memanfaatkan kesempatan. Namun,fase ini sekaligus menjadi cobaan berat
jika kita tidak bisa memanfaatkan untuk tujuan memajukan bangsa.

Apalagi, ada kecenderungan masyarakat dan pemerintah kita hanya puas
dengan predikat baik, tapi lemah untuk memanfaatkan predikat itu demi
tujuan memajukan dan menyejahterakan bangsa sesuai amanah konstitusi.
Investment grade bukanlah satu-satunya indeks keberhasilan sebuah
negara,melainkan masih banyak indikator lain yang juga bisa menjadi
ukuran kemajuan suatu bangsa, seperti indeks persepsi korupsi, indeks
pembangunan manusia, indeks kebebasan berpendapat.

Dari berbagai indikator itu, posisi Indonesia bisa dibilang cukup baik,
terutama dalam bidang ekonomi, dengan pertumbuhan di atas 6% dengan
pendapatan per kapita USD3.000. Namun dari persepsi korupsi dan
infrastruktur, peringkat kita tidak cukup menggembirakan. Bahkan, kita
disejajarkan dengan negara-negara yang sebetulnya sudah jauh kita
tinggalkan dari sisi kemajuan pembangunan.

Tapi inilah faktanya,satu sisi peringkat baik,tapi di sisi lain
peringkat turun. Sebagai negara yang memiliki modal dasar yang sangat
memadai, seharusnya Indonesia sudah bisa lebih baik dari pencapaian
sekarang.Dengan penduduk 240 juta jiwa,Indonesia adalah salah satu
negara yang memiliki pasar domestik terbesar sehingga tidak terlampau
terpukul saat krisis melanda Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Negara Barat pun makin menghitung posisi kita, karena pasar yang besar
itu bisa menolong industri mereka yang sedang sekarat. Contoh pemesanan
ratusan pesawat Boeing oleh Lion Air yang bisa menghidupkan kembali
dunia industri Amerika yang sedang terpuruk. Pemerintah memiliki
tanggung jawab besar untuk mengatasi tantangan global ini sebaik mungkin.

Naiknya peringkat utang harus dimanfaatkan untuk menaikkan peringkat
indeks pembangunan manusia serta daya saing infrastruktur kita yang
masih kalah dengan negeri tetangga. Di samping itu,pemerintah juga harus
menuntaskan pemberantasan korupsi secara simultan. Jika perbaikan
indeks-indeks yang lemah itu bisa berjalan baik, otomatis posisi
Indonesia di pentas global akan terus membaik.

Cita-cita atau mimpi kita bahwa Indonesia akan menjadi 10 besar kekuatan
dunia dalam sepuluh atau 20 tahun yang datang akan semakin dekat.
Sekarang pertanyaan besar yang harus dijawab pemerintah adalah setelah
peringkat utang kita naik,lalu apa? Apakah cukup sampai di situ? Tentu
saja tidak.Harus ada tindak lanjut yang tepat dan terukur untuk menarik
investor sebanyak mungkin,yang bisa dimanfaatkan untuk mengejar
ketertinggalan pada sektor infrastruktur dan pembangunan manusia.Ini
perlu komitmen dan kerja keras

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452388/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar