Kamis, 15 Desember 2011

[Koran-Digital] TAJUK,Langkah Besar Benigno

TAJUK,Langkah Besar Benigno PDF Print
Friday, 16 December 2011
Langkah besar kini diambil Presiden Filipina Benigno Aquino.Perlahan dan
pasti,dia memimpin perang melawan korupsi.Pada saat kampanye pemilihan
presiden,Benigno mengusung slogan "jika tidak ada korupsi, tidak akan
ada kemiskinan".

Janji itu coba dipenuhi Benigno. Filipina, jiran dengan 95 juta
penduduk,punya problem sama dengan Indonesia, yaitu korupsi yang sudah
mengakar. Indeks persepsi korupsi versi Tranparency International 2011
menunjukkan Filipina masih terpuruk di antara bangsa-bangsa Asia
Tenggara dalam hal korupsi. Dengan skor 2,6,Filipina ada di bawah
Singapura, Brunei Darussalam,Malaysia,Thailand, Indonesia, dan Vietnam.

Filipina hanya lebih baik dari Laos,Kamboja,dan Myanmar. Korupsi itu
pula yang memukul perekonomian Filipina. Dana Moneter Internasional
(IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina pada tahun ini
menjadi hanya 3,7%,sedangkan tahun depan diramal 4,2%.Menurut
IMF,koreksi pertumbuhan itu tak lepas dari jatuhnya ekspor dan minimnya
belanja negara.

Masalah bertambah karena anggaran belanja Filipina tak berkualitas
karena parahnya kejahatan korupsi. Praktek korupsi di Filipina juga
tersebar tidak hanya pada otoritas tertinggi. Korupsi bukan hanya pada
puncak hierarki politik,melainkan di seluruh tingkatan. Sebagai
presiden, Benigno Aquino sepenuhnya sadar, perang melawan korupsi harus
dikobarkan lewat kepemimpinan yang tegas, berani, tanpa pandang bulu.
Sebagai simbol mengawali perang, targetnya harus besar.

Target kakap.Keseriusan Benigno tampak ketika dia menjadikan mantan
Presiden Gloria Macapagal Arroyo sebagai prioritas pemberantasan
korupsi. Meskipun belum terbukti di pengadilan, rakyat Filipina meyakini
Arroyo merupakan salah seorang pemimpin paling korup di Filipina setelah
diktator Ferdinand Marcos.

Arroyo dituding menerima jutaan dolar dari kontrak pemerintah untuk
memperkaya diri, keluarga, dan para kroninya.Arroyo dituding melakukan
berbagai kecurangan untuk memenangi pemilu presiden pada 2004.
Perlawanan pasti ada.Ketua Mahkamah Agung (MA) Filipina Renato Corona
menuduh Aquino merencanakan "kediktatoran". Tuduhan ini diungkapkannya
setelah parlemen memakzulkan Corona karena dianggap melindungi mantan
presiden Arroyo.

Menghadapi perlawanan ini, Benigno bergeming. Dia maju terus.Keinginan
Aquino untuk menahan Arroyo banyak dipuji sebagai sinyal positif dalam
aksi memerangi korupsi. Banyak pelajaran bisa dipetik dari langkah
Benigno memerangi korupsi di Filipina. Benigno mengajarkan,negara bisa
memerangi korupsi jika optimisme terus dipupuk sepanjang waktu. Benigno
ingin menunjukkan, hanya negara yang kuat, dengan elemen otoritas yang
efektif dan terlembaga yang bisa melawan korupsi.

Bagaimana dengan situasi yang kita alami? Selama ini, energi kita habis
untuk hiruk-pikuk. Belum ada tekad mahabesar untuk melawan. Belum tampak
semangat total dari negara untuk memberantas korupsi sampai ke
akar.Padahal sebenarnya kita bisa. Hanya optimisme dan keyakinan yang
bisa menentukan masa depan.

DJ Schwartz menulis, "Percaya atau yakin dapat berhasil, maka akan
benar-benar berhasil. "Ingatlah, kemajuan hanya akan dicapai mereka yang
berusaha dan menjaga mental positif.Dalam melawan korupsi,peran pemimpin
penting untuk menjaga mental positif dan semangat spartan.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452080/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar