Minggu, 11 Desember 2011

[Koran-Digital] TAJUK, Tangkap Nunun, KPK Harus Bongkar Aktor Utama

TAJUK, Tangkap Nunun, KPK Harus Bongkar Aktor Utama PDF Print
Monday, 12 December 2011
Meski agak terlambat, keberhasilan menangkap Nunun Nurbaetie oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu diapresiasi.Penangkapan istri mantan
Wakapolri Adang Daradjatun itu diharapkan bakal membuka tabir siapa
aktor utama, termasuk penyandang dana, kasus dugaan suap pemilihan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom tahun 2004 ini.


Namun,keberhasilan ini jangan sampai membuat KPK terlena. Karena
tertangkapnya Nunun ini baru awal untuk membongkar secara tuntas kasus
yang telah menjebloskan 26 anggota Komisi IX DPR periode 1999–2004 ke
penjara karena diduga menerima cek pelawat ini. Masyarakat jelas sangat
menunggu aksi KPK dalam menuntaskan kasus ini.Tidak lucu juga kalau KPK
hanya bisa menjebloskan para penerima uang suap tanpa bisa menangkap
siapa sebenarnya pemberi uang para anggota DPR tersebut.

KPK harus mampu membuat kasus ini terang-benderang sehingga masyarakat
juga tidak dibingungkan dengan rumor dalam kasus ini. Mengungkap kasus
ini tentu tidak mudah seperti halnya KPK harus berjuang keras hampir
setahun untuk bisa menangkap Nunun. Karena para aktor dalam kasus ini
adalah orang yang memiliki pengaruh kuat dan kekayaan yang tidak sedikit.

Mereka pasti terus berupaya dengan segala cara untuk memutus tali rantai
agar penanganan KPK tidak sampai menyentuh mereka. Tidak lama
lagi,kepemimpinan KPK di bawah Busyro Muqoddas bakal berakhir. Kasus
Nunun ini bisa menjadi test case bagi pimpinan KPK yang baru di bawah
Abraham Samad bagaimana mereka menyelesaikannya.

Setidaknya mereka harus lebih baik dari pendahulunya dan itu harus
dibuktikan dengan prestasi. Mereka harus bisa menjadikan KPK lebih
independen tanpa bisa diintervensi oleh siapa pun, termasuk dalam kasus
ini. Mereka harus bisa "melawan" tekanan-tekanan politik yang ingin
membelokkan kasus ini.Karena itu,KPK membutuhkan orang yang tak sekadar
punya nyali berani, tapi juga harus memiliki integritas moral yang bagus.

Para pimpinan KPK sebaiknya tak usah banyak berbicara karena yang
dibutuhkan masyarakat adalah hasil kerja nyata mereka.Masyarakat tidak
membutuhkan "selebritas"yang hanya pandai berpolemik di televisi atau
media lainnya. Karena selain kasus Nunun ini, masih banyak kasus besar
lain yang hingga kini belum tuntas ditangani KPK.

Sebut saja kasus Century, kasus pajak Gayus Tambunan, dugaan korupsi
pembangunan Wisma Atlet SEA Games, rekening gendut Polri, dan sejumlah
kasus kakap lain.Tentu menyelesaikan kasus-kasus itu memerlukan
keberanian, ketulusan, integritas, serta kelihaian strategi para
penyidiknya dalam menghadapi para koruptor yang kian pandai dalam
menutupi kejahatannya dalam mengeruk uang rakyat.

Nunun kini telah ditahan di Rutan Pondok Bambu.Yang tak kalah penting
adalah pengawasan dan penjagaannya.Kita semua tahu siapa Nunun. Jangan
sampai ada "dagelan hukum" seperti kasus Edy Tansil yang sampai sekarang
tak diketahui rimbanya. Yang paling anyar, bagaimana masyarakat
dikejutkan dengan lakon Gayus Tambunan yang mampu "memanfaatkan"
kelemahan moral penegak hukum kita untuk bisa bebas berjalan-jalan ke Bali.

Prinsip semua warga negara sama di mata hukum harus ditegakkan dalam
kasus ini.Karena itu, harus dipastikan tidak ada perlakuan khusus
terhadap Nunun. Meski dia istri orang berpengaruh, jangan sampai Nunun
mendapatkan keistimewaan lebih. Nunun harus diperlakukan sama seperti
tahanan lain. Karena itu pengawasan serta pembangunan moral para penegak
hukum harus terus dilakukan.Mari kita tunggu kinerjanya.


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/450862/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar