Wednesday, 14 December 2011
Belum lama ini United Nations Development Programme (UNDP) meluncurkan
hasil Human Development Index (HDI) atau biasa dikenal dengan nama
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Dalam laporan itu Indonesia mendapatkan sebuah kejutan,yaitu posisi
Indonesia turun drastis dari peringkat 108 menjadi 124. Kemerosotan yang
cukup drastis. Walaupun secara nilai ternyata Indonesia sedikit
membaik,yaitu dari nilai indeks 0,613 pada 2010 menjadi 0,617 pada 2011.
Kita tentu tak boleh abai pada jumlah negara yang disurvei— bertambah
dari 169 menjadi 187.Namun, melihat angka absolut sangat mengganggu
karena Indonesia ada di papan bawah.
Angka-angka dalam IPM ini memberikan pesan yang sangat jelas mengenai
kondisi riil bangsa ini.Bahkan menjadi gambaran yang ironis di tengah
kebanggaan Indonesia yang sedang mengalami masa bulan madu sebagai
anggota G-20 dan mendapatkan respek dari banyak negara. Karena itu angka
yang disajikan oleh IPM harusnya menjadi cermin bagi pemerintah agar
jangan cepat berpuas diri dan mempercepat laju pembangunan serta
pemerataannya.
Jangan sampai pemerintah hanya terus berkutat dengan masalah politik
yang tak akan pernah ada habisnya sehingga melupakan tujuan utama adanya
pemerintahan,yaitu menciptakan ketertiban agar menjadi penopang kemajuan
bangsa. Tercatat ada beberapa sektor yang harus menjadi perhatian utama,
pendidikan, kesehatan, pengembangan lapangan kerja, serta pemerataan
pembangunan.
Di sektor pendidikan secara kuantitatif ada perbaikan.Namun belum cukup
untuk menjadi modal sebagai bangsa yang disegani. Jika diperbandingkan
dengan negara satu region Asia Tenggara saja, misalnya, kita masih
tertinggal. Nilai Indonesia hanya 0,584 bandingkan dengan Brunei
Darussalam (0,733),Malaysia (0,730), Singapura (0,751),Filipina
(0,684),bahkan Thailand (0,597).
Sektor kesehatan juga harus mendapat perhatian yang tak kalah
besar.Pemerintah harus mengutamakan fasilitas kesehatan yang murah,
bahkan gratis. Hal ini menjadi pendorong utama menciptakan generasi yang
dapat diandalkan dan memiliki ketenangan jiwa karena tahu tak akan
bangkrut ketika sakit. Pemerataan pembangunan mutlak harus dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia. Berdasarkan pengalaman di banyak negara,
pembangunan ekonomi akan lebih efektif jika disertai pemerataan
pembangunan manusianya.
Kita dapat mencontoh negeri jiran,Malaysia,yang berusaha memeratakan
pembangunan nya sehingga pertumbuhan ekonomi di sana terus membaik.
Bahkan contoh lebih baik lagi dapat kita lihat di China yang sukses
memeratakan pembangunan sehingga dapat menopang ekonomi mereka yang
terus meroket. Sebagai contoh, China membangun sistem kereta trans-China
yang mencapai daerah-daerah pelosok.
Selama ini daerah-daerah di timur Indonesia dan beberapa daerah lain
kerap ditinggalkan dalam pembangunan.Padahal,selama ini daerah seperti
Riau,Kalimantan,dan Papua merupakan daerah kaya sumber daya alam.Namun
jika kita lihat indeks pembangunan manusianya, daerah-daerah itu
kebanyakan menempati peringkat bawah di Indonesia. Bahkan dua provinsi
di Pulau Papua seperti selalu menjadi pelengkap penderita di bagian
dasar IPM Indonesia, padahal kedua provinsi itu selalu paling besar
menghasilkan.
Jumlah penduduknya pun tidak banyak,2.833.381di Papua dan 760.422 di
Papua Barat.Memang ada handicap alam luas yang banyak belum terjamah dan
penduduknya terpencar-pencar.Namun jika memang niat pemerataan itu
ada,pemerintah bisa saja menyisihkan dana yang lebih besar hanya dari
dana otonomi khusus yang jarang sampai ke level bawah dengan utuh.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/451609/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar