Selasa, 20 Desember 2011

[Koran-Digital] TAJUK, Kaderisasi Pemimpin

TAJUK, Kaderisasi Pemimpin PDF Print
Wednesday, 21 December 2011
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang telah menyiapkan penggantinya.
Tidak hanya memiliki kemampuan dan endurance (daya tahan) dalam
memimpin, seorang pemimpin juga memang harus menyiapkan sistem
kaderisasi untuk meneruskan sistem yang telah dijalankan.


Dengan kaderisasi ini,ketidakstabilan saat pergantian pemimpin tidak
akan terjadi.Bisa dikatakan,jika bisa memulai, seorang pemimpin juga
tahu kapan akan mengakhiri. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan
calon pengganti atau melakukan kaderisasi. Pemimpin Korea Utara Kim
Jong-il yang meninggal pada Sabtu (17/12) telah memberikan tongkat
estafet kepemimpinan kepada anaknya, Kim Jong-un. Secara kaderisasi,
tanpa melihat ikatan keluarga, apa yang dilakukan Kim Jong-il adalah
sudah tepat karena telah menyiapkan siapa penggantinya.

Yang menjadi pertanyaan dan ganjalan adalah, kenapa penerus itu adalah
anaknya sendiri. Akhirnya muncul dugaan bahwa apa yang dilakukan Kim
Jong-il ini untuk melanggengkan kekuasaan keluarga, apalagi proses
pergantian kepemimpinan di Korut seolah hanya berdasarkan penunjukan
atau restu daripada pemilihan. Di atas hanya contoh kaderisasi sebuah
negara,yang kebetulan baru saja melakukan pergantian kepemimpinan.
Kaderisasi bagi setiap negara adalah penting, termasuk Indonesia.

Tidak sampai tiga tahun lagi, Indonesia akan melakukan suksesi
kepemimpinan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sudah
memimpin negeri ini selama dua periode,secara konstitusi,pada 2014 harus
meletakkan jabatan. Presiden SBY tentu sudah menyiapkan penggantinya
melalu mesin politiknya.Partai Demokrat yang merupakan mesin politik
Presiden SBY saat ini, meski belum muncul ke permukaan, diyakini sudah
menimang-nimang pemimpin baru untuk menggantikan SBY. Hal yang sama juga
dilakukan partai politik yang lain.

Beberapa bahkan sudah sangat terang-terangan menyebut nama untuk
dicalonkan menjadi pemimpin baru Indonesia. Partai Golkar mendorong
ketua umumnya, Aburizal Bakrie,Partai Amanat Nasional (PAN) mengajukan
Hatta Rajasa, Partai Hanura mengusulkan Wiranto,dan beberapa partai
masih malu-malu untuk menyebutkan. Sayang, kaderisasi pemimpin di
Indonesia selama ini lebih banyak melalui partai politik. Aturan di
negeri ini memang mengharuskan pemimpin bangsa ini mesti melalui partai
politik.

Jika pun di luar politik, seorang pemimpin pun harus mendapat restu dari
partai politik. Artinya eksploitasi calon pemimpin bangsa ini banyak
dilakukan di ladang politik.Sedangkan ladang lain masih sangat jarang
dilakukan. Mengeksploitasi calon pemimpin di luar ladang politik seolah
hal yang dijauhi. Sayangnya, kaderisasi yang hanya melalui ladang
politik tidak banyak,bahkan sangat jarang melahirkan pemimpin yang mampu
benar-benar memimpin negeri ini.

Partai politik masih malu-malu dalam bergaya atau berpikir out of the
box.Dalam memilih calon pemimpin bangsa ini,partai politik seolah hanya
menggunakan kacamata kuda yaitu hanya mengeksploitasi kader-kader di
ladang politik. Cara ini seharusnya sudah dikurangi karena terbukti
tidak melahirkan pemimpin yang baik, justru melahirkan pemimpin-pemimpin
yang hanya bermain untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.Padahal,
sudah banyak contoh para pemimpin negeri yang lahir di luar ladang
politik justru berhasil.

Beberapa kepala daerah di luar kader partai politik telah berhasil
membangun daerahnya. Nah,pada 2014,apakah partai politik siap mengambil
langkah baru dengan menyiapkan kader di luar partai politik? Ataukah
masih mengandalkan pemimpin atau muka lama untuk 2014? Yang jelas,
rakyat butuh pemimpin yang benar-benar mengabdi dan berkorban untuk
negeri ini demi rakyat. Bukan pemimpin yang lebih banyak bekerja untuk
kepentingan kelompok atau golongan.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/453473/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar