Minggu, 18 Desember 2011

[Koran-Digital] Saatnya yang Muda Memimpin

Saatnya yang Muda Memimpin PDF Print
Monday, 19 December 2011
Hasil survei calon presiden belakangan ini yang menyatakan politik 2014
masih didominasi wajah lama seolah membenarkan bahwa dunia politik
Indonesia tidak mengenal regenerasi.


Sebetulnya ada banyak politisi muda yang kini namanya sedang bersinar
berpotensi memimpin bangsa ke depan. Misalnya Anas Urbaningrum yang
berhasil terpilih sebagai ketua umum partai terbesar di
Indonesia.Kemudian ada Puan Maharani,cucufounding fatherSoekarno,dari
PDIP. Namun,elektabilitas mereka masih tenggelam dibandingkan politisi
lain. Regenerasi politik sudah terjadi di dunia legislatif.

Di DPR,mayoritas penghuni Senayan berasal dari usia relatif muda,yaitu
40–50 tahun. Sayangnya,tidak ada satu pun parpol yang mengusung tokoh
muda sebagai capres.Tokoh-tokoh muda kalah pamor dari seniorseniornya.
Seberapa besar peluang politisi muda untuk menjadi pemimpin bangsa? Jika
melihat peta politik nasional,peluang tokoh muda dalam Pilpres 2014
cukup besar.

Dua figur sentral yang selalu mendominasi kepemimpinan nasional selama
delapan tahun terakhir,SBY dan Megawati, hampir dapat dipastikan tidak
akan mencalonkan diri.SBY sudah menjabat sebagai presiden dua periode,
sedangkan Megawati yang kalah di dua pilpres sudah berusia senja. Pada
pembukaan rapat koordinasi Hipmi di kawasan SCBD Jakarta Juni 2011 lalu,
Presiden SBY telah mengisyaratkan bahwa dirinya dan keluarganya tidak
akan maju dalam Pilpres 2014.

Pernyataan itu merespons isu yang muncul di publik bahwa Ibu Negara Ani
Yudhoyono disebut akan maju sebagai capres pada 2014. Sinyal yang sama
juga ditunjukkan Ketua Dewan Pertimbangan PDIP Taufiq Kiemas yang
mengatakan bahwa Megawati sebaiknya tidak mencalonkan lagi. "Megawati
sudah 68 tahun (pada 2014),sudah waktunya kaderisasi,"ujar Taufiq
beberapa waktu lalu.

Dengan demikian,peluang tokoh muda untuk muncul sebagai pemimpin
alternatif sangat terbuka lebar.Karena itu,sudah saatnya pemimpin muda
bersaing di pentas kepemimpinan nasional, bahkan menjadi pemenang pada
Pilpres 2014. Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan
mengatakan,pentas Pemilu 2014 bisa diambil sebagai kesempatan emas bagi
para pemimpin muda untuk menduduki tampuk kepemimpinan nasional.

"Perjalanan reformasi sudah cukup panjang dan kita sudah melewati empat
pemilu. Dari perjalanan itu,para figur muda sudah mendapat banyak
pengalaman dan banyak pelajaran sehingga 2014 adalah saatnya para pemuda
tampil di depan,"ujarnya. Anies menambahkan, banyak pos kepemimpinan
yang bisa diisi para tokoh dan pemimpin muda potensial di negeri ini.

Kualifikasi kepemimpinan dan daya saing pemuda sangat dibutuhkan untuk
menduduki kursi-kursi strategis nasional,termasuk di instansi
pemerintahan. "Sekarang kepemimpinan pemuda itu dibutuhkan dan karena
itu porsi figur muda dalam pembangunan bangsa ke depan akan semakin
banyak.Para figur muda itu kansangat dinamis,memiliki karakter serta
kemampuan berkompetisi.

Keunggulan pemuda ini akan menjadi modal utama dalam pembangunan
Indonesia ke depan,"ucapnya. Anies menjelaskan,sejak dibukanya keran
demokrasi melalui Reformasi 1998,para pemimpin muda sebenarnya sudah
menancapkan kiprahnya di berbagai bidang. Kondisi ini akan menciptakan
persaingan sehat dan positif, tidak hanya antara politikus muda dan
tua,tapi juga kompetisi antarsesama politisi muda.

"Kondisi ini tentu sangat sehat bagi kemajuan bangsa
Indonesia,"terangnya. Pengamat politik dari Indo Barometer M Qodari
menilai animo publik terhadap pemimpin muda masih terbentur pada
realitas politik.Menurut dia,realitas politiknya selalu didominasi
tokoh-tokoh senior."Padahal masyarakat pemilih yang dari kalangan muda
itu sangat signifikan.Tapi kenapa itu tidak diikuti oleh munculnya
pemimpin muda,"ujarnya.

Dia memprediksi realitas seperti itu masih akan terjadi di Pilpres
2014.Menurut beberapa survei,jelas dia, nama-nama tokoh muda pimpinan
parpol yang umurnya di bawah 50 tahun itu seperti Muhaimin Iskandar,
Lutfi Hasan Ishaaq,Anas Urbaningrum,Puan Maharani,dan Sri Mulyani
ternyata belum muncul dan tidak mendapat dukungan
signifikan."Apalagi,beberapa di antaranya disebut-sebut tersangkut kasus
korupsi.

Maka sulit bagi mereka untuk tampil pada 2014,"jelasnya. Ketua DPP
Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto mengatakan,para calon
pemimpin dari kalangan pemuda harus memiliki kompetensi dan berani
melawan pragmatisme politik. "Keberanian dan idealisme itu baru bisa
terwujud jika ada kompetensi dari calon pemimpin muda.

Sebab yang akan mereka kembangkan adalah karya nyata berdasarkan
kompetensi yang dimiliki,"ujar Bima kepada SINDO. Bima menjelaskan,
pemimpin muda tak bisa hanya mengandalkan retorika,sedangkan dalam
praktik nyata mereka justru alpa."Jika punya kompetensi, saya yakin
pemimpin muda akan tahan ujian.Sebab ujian terbesar yang harus dilawan
adalah korupsi dan pragmatisme,"ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan,politisi muda bisa bersaing bukan dengan
senjata retorika ataupun hanya berdasarkan semangat juang.Lebih dari
itu,para pemimpin muda dituntut mampu menunjukkan
integritas,kapasitas,sekaligus rekam jejak mereka."Artinya harus ada
prestasi dan kiprah yang menunjukkan bahwa pemuda itu mampu.Jadi sangat
terbuka lebar pintu bagi para pemimpin muda untuk bersaing di pentas
atas politik nasional,"terangnya.

Agen Perubahan

Tampilnya banyak calon pemimpin muda memberikan energi positif karena
dinilai lebih mampu membawa perubahan bagi negeri ini.Tak salah apabila
kaum muda dikatakan sebagai agen perubahan sosial.Berkaca pada
sejarah,setiap tonggak kebangkitan nasional selalu dimotori kaum muda,
misalnya Boedi Oetomo 1908, Sumpah Pemuda 1928,dan masa pergerakan dan
revolusi 1945-1949.Dinamika perubahan politik tahun 1965,1974 dan 1998
juga dimotori pemuda.

Di setiap lintasan sejarah itu muncul tokoh-tokoh muda yang menjadi
pemimpin di masanya.Bung Karno,Bung Hatta,Bung Sjahrir,dan Tan Malaka
adalah sedikit di antara banyak nama yang berperan penting dalam
pembentukan negara-bangsa Indonesia.Tidak hanya itu,
pemikiran,gagasan,dan tindakan mereka tidak terbatas di lingkup politik
dalam pengertian sempit,tapi juga bergulat dalam ide-ide kebangsaan.

Merekalah peletak dasar-dasar kebangsaan Indonesia. Bung Karno
mendirikan Partai Nasional Indonesia pada usia 26tahun,dan berhasil
menjadi presiden RI pertama di usia 44 tahun. Gagasan besarnya tentang
Pancasila menjadi perekat bangsa dan tidak pernah pudar setelah lebih
dari 60 tahun. Bung Hatta pada usia 19 tahun sudah bertolak ke Belanda
untuk belajar ekonomi,dan akhirnya menjadi wakil presiden RI pertama di
usia 43 tahun.

Di sela-sela studinya Hatta memimpin organisasi Perhimpunan Indonesia
dari Belanda, dan memperkenalkan nama "Indonesia"- nama yang sangat tabu
bagi pemerintah Kolonial Belanda- di forumforum dan acara liga bangsa
internasional. Sjahrir menjadi perdana menteri pertama pada usia 36 tahun.

Tan Malaka berpidato di Moskow sebagai pemimpin forum Komintern
IV,sebuah perserikatan buruh dari seluruh penjuru dunia,pada usia kurang
dari 30 tahun. Luar biasa,sebab apa yang diraih para founding father di
atas tidak diperoleh secara instan,bahkan sebagian waktunya dihabiskan
di tanah pengasingan mohammad sahlan/ m azhar/rahmat sahid

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452883/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar