Minggu, 18 Desember 2011

[Koran-Digital] ANIS BAJREKTAREVIC : Menuju Dekade Indonesia

Menuju Dekade Indonesia PDF Print
Monday, 19 December 2011
Dalam salah satu analisis sebelumnya,saya menyatakan bahwa tidak ada
Abad Asia tanpa institusi pan-Asia (no Asian century without the
pan-Asian institution).


Dengan cara yang sama, dengan menganalisis faktafakta saat ini,data dan
tren Indonesia, serta membandingkannya baik secara horizontal (terhadap
negara-negara lain) maupun secara vertikal (dengan Indonesia beberapa
tahun dan dekade lalu),saya dapat menyatakan bahwa tahun 2012 mungkin
saja menjadi Abad Indonesia.

Untuk lebih memahami pernyataan saya dan menerima penilaian ini, mari
kita melihat gambaran global pada akhir tahun 2011. Di tahun 2011 para
agen berita global disesatkan meledaknya kesuksesan media sosial dan
para reporter TV yang tidak mendalami persoalan sehingga kebingungan
dengan dua istilah: pemberontakan dan revolusi (revolt and revolution).
Mereka kemudian gagal menghubungkan bail-outing besar-besaran Uni Eropa
dan looting-out Inggris Raya.

Pesan umum apa yang bisa diambil dari Arab "Spring",London "Summer",dan
Wall Street "Autumn"untuk Asia umumnya dan Indonesia khususnya? Ada
beberapa pesan.Kontrak sosial lintas generasi tidak boleh
diabaikan,tetapi juga tidak boleh dibangun berdasarkan cara hidup McFB
yang konsumtif, antiintelektual, brutal,dan menyepelekan.

Lalu,apakah Asia Tenggara mampu mencegah "Middle Eastern
Spring"-nya,"London Summer"-nya,dan "Occupying Autumn"-nya dalam konteks
kohesi sosial seperti Fukushima-Daiichi yang meleleh? Asia Tenggara
sebagai salah satu wilayah kecil dunia dengan posisi Indonesia berada di
tengah-tengahnya sejauh ini memegang apa yang hilang pada dua wilayah
dunia lainnya (Arab dan Eropa)––pertumbuhan demografi yang stabil dan
pertumbuhan ekonomi yang mengesankan.

Namun, pertumbuhan demografi dan ekonomi tersebut menimbulkan tekanan
pada lingkungan yang––jika tanpa pengawasan—mungkin mengakibatkan
kebijakan dan praktik konfrontatif yang bertujuan memaksimalkan
pengerukan sumber daya yang langka. Untuk mendapatkan pengakuan di masa
mendatang,suatu keharusan bagi Indonesia dengan Asia Tenggara-nya
melanggengkan hubungan dan mewujudnyatakan nya di tahun 2012 dan
dekadedekade yang akan datang.

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian utama adalah kemakmuran,
solidaritas,serta keamanan. Sejauh ini Indonesia sudah menjalankan
demokrasi yang sebenarnya.Dengan ukuran dan tingkat kebebasan sipil yang
nyata,kebebasan media, dan rentang partisipan dalam proses
demokrasi,Indonesia tidak hanya berada pada peringkat atas negara ASEAN,
tetapi juga berada di antara peringkat tertinggi di seluruh Asia.

Bahkan untuk standar Eropa,Indonesia dapat berkompetisi dengan
baik––berdasarkan krisis Euro sebagai pembanding,kami di Uni Eropa
sejauh ini memiliki dua pemerintahan yang baru saja jatuh,yaitu Yunani
dan Italia. Indonesia harus terus menggunakan keahlian dan reputasi
dalam hubungan multilateralisme dengan menginspirasi dan menghidupkan
proses integrasi ASEAN.

Hingga saat ini Indonesia berhasil memajukan segala sesuatunya dengan
sabar dan terampil tanpa dianggap menggurui atau ambisius oleh negara
ASEAN. Indonesia dapat menawarkan banyak hal dalam menghadapi isu-isu
global. Indonesia sangat dihormati dan dihargai oleh lembaga-lembaga
internasional sebagai "jagoan"di bidang hubungan multilateralisme.
Memasuki 2012 Indonesia harus merengkuh dekade miliknya.

Untuk memperkuat usaha itu,masyarakat Indonesia harus melakukan dua hal:
memberikan kepercayaan lebih kepada pemerintah (pemerintah yang bukan
ditakuti,melainkan dihormati karena perbuatannya) serta memberikan
kepercayaan kepada produk dan keahlian lokal.

Krisis Uni Eropa dapat menjadi pelajaran: overfinancialization berarti
lepas dari tenaga kerja (labor). Indonesia harus bergantung pada sumber
dayanya, lebih percaya diri, dan tetap mengambil sikap laborcentered
bukan capital dependent, serta mengambil langkah berjangka untuk
mengakomodasi kedatangan kelas menegah dalam jumlah besar.

Akomodasi yang dimaksud adalah akomodasi sosial,budaya, politik, dan
ekonomi kelas menengah yang baru berurbanisasi dan terbentuk.
Akhirnya,pertanyaan yang paling penting untuk Indonesia adalah bagaimana
para elite saat ini menentukan arah sosial budaya,ekonomi,ideologi, dan
politik untuk kedatangan besar-besaran kelas menengah dan budaya politik
mana yang akan berkembang. ●

PROF (FH) DR ANIS BAJREKTAREVIC
Professor and Chairperson International Law and Global Political Studies
University of Applied Sciences IMC–Krems,Austria

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452884/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar