Minggu, 18 Desember 2011

[Koran-Digital] Saatnya Bunga Kredit Turun

Saatnya Bunga Kredit Turun PDF Print
Monday, 19 December 2011
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sejak tahun lalu telah turun
drastis dan kini berada pada level 6%.Namun,penurunan BI Rate tersebut
tidak diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan secara signifikan.


Ini membuat Gubernur BI Darmin Nasution meradang.Meski tidak bisa
memerintahkan agar bank melakukan penurunan bunga secara drastis,dalam
berbagai kesempatan mantan Dirjen Pajak Kementerian Keuangan itu selalu
menyindir perbankan yang masih enggan menurunkan bunga kreditnya.Bahkan
saat BI menggelar Bankers Dinner pada Jumat (9/12),secara lantang Darmin
mengungkapkan borosnya perbankan di Indonesia yang membuat suku bunga
kredit masih tinggi.

Bagaimana dengan tahun 2012? BI tentu berharap perbankan menurunkan suku
bunga kreditnya secara signifikan.Jika membandingkan suku bunga acuan di
negara lain dengan suku bunga kredit, BI berharap suku bunga kredit
perbankan bisa berada di level paling tinggi 10%.Saat ini rata-rata
bunga kredit perbankan masih di atas 10%.Untuk kredit modal kerja (KM)
bunganya masih sekitar 12,09%,kredit investasi bunganya 11,66%,dan
kredit konsumsi bunganya masih dipatok 13,4%.

Usaha BI agar perbankan menurunkan suku bunganya sepertinya tidak pernah
kenal putus asa.Salah satunya dengan menggenjot persaingan yang sehat
dan mengumumkan suku bunga dasar kredit (SBDK) untuk mendorong
transparansi.Adapun untuk bunga kartu kredit yang dipatok maksimal 3%
per bulan baru berlaku efektif Januari 2013. Kepala Pusat Studi Ekonomi
dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasentiantono
mengingatkan,tantangan terbesar pada 2012 adalah menurunkan suku bunga.

Caranya,selain mendorong efisiensi adalah dengan menaikkan fee based
income. Tony menilai bank harus kreatif mencari peluang memperoleh
pendapatan yang bukan dari suku bunga.Untuk meningkatkan fee based
incometersebut harus didukung teknologi. "Tapi hal ini akan
trade-offdengan penyerapan karyawan. Makin banyak fungsi manusia diganti
teknologi. Ini menjadi problematik tersendiri,"ungkapnya.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menilai
tahun depan perbankan masih sulit menurunkan bunga kredit secara
signifikan.Terlebih di tengah persaingan dana pihak ketiga (DPK) yang
ketat,karena perbankan akan fokus terhadap likuiditas. "Sulit berharap
bunga dana dan kredit turun secara serempak pada 2012,tetapi 2013 dan ke
depannya setelah situasi ekonomi kembali stabil dimungkinkan. Sekarang
fokus bank pada likuiditas,bukan suku bunga,"kata Ryan.

Untuk pertumbuhan kredit tahun 2012, BI optimistis kredit perbankan akan
meningkat sekitar 26–27%.Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad mengatakan,
pertumbuhan kredit tahun depan masih bergantung krisis di Eropa dan di
tempat lain berkembang. Untuk itu,agar pertumbuhan kredit tetap
baik,berkurangnya permintaan dari luar harus ditutupi dengan
meningkatnya permintaan dari dalam.

"Salah satu pengeluaran dari dalam,ya dari peranan perkreditan perbankan
nasional.Tentu saja ini menjadi penting agar perkreditan bisa menutupi
berkurangnya demandyang datang dari luar negeri," kata Muliaman. Senada
dengan Muliaman,Tony menilai pertumbuhan ekonomi yang mengarah pada
pertumbuhan domestik dinilai akan membutuhkan peranan perbankan yang
besar pada 2012. Menurut Tony,ekspansi kredit dapat mencapai 24% pada 2012.

Pertumbuhan 24% dinilai dapat mendukung pertumbuhan ekonomi 2012
setidaknya 6%. Berbeda dengan Tony, menurut Ryan pertumbuhan kredit
perbankan tahun depan akan melambat dengan berada pada kisaran
15–20%.Hal ini, kata dia,dengan mempertimbangkan perlambatan ekonomi
dunia yang tumbuh hanya 3,9% tahun depan. Pertumbuhan kredit tahun depan
akan jauh lebih tinggi dari prediksi banyak pihak,jika saja bank mulai
mengurangi dananya untuk disimpan pada instrumen moneter dan surat
berharga negara (SBN).

Per Oktober 2011 penempatan bank dalam SBN mencapai Rp245,97
triliun,sementara pada SBI sebesar Rp418,48 triliun. Total penempatan
tersebut mencapai 31,4% dari total kredit yang mencapai Rp2.106,2
triliun.Itu jumlah yang cukup besar,andai saja uang yang berasal dari
dana masyarakat tersebut digunakan untuk memberi kredit kepada pengusaha
kecil.Tentu ada jutaan pengusaha kecil yang terbantu. erichson
sihotang/ rakhmat baihaqi

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452844/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar