Kamis, 15 Desember 2011

[Koran-Digital] PT KAI - Komersialisasi untuk Perbaiki Mutu Pelayanan

PT Kereta Api Indonesia mendapat tantangan untuk bisa menambah kapasitas
penumpang KRL Jabodetabek menjadi tiga kali lipat dari saat ini, yaitu
1,2 juta penumpang per hari pada 2019. Bagaimana PT KAI mewujudkannya?
Berikut petikan wawancara Media Indonesia dengan Kepala Daerah Operasi I
PT KAI Purnomo Radiq yang dilakukan di Stasiun Gambir, Rabu (14/12).

Apa makna turunnya Peraturan Presiden No 83/2011 tentang Penugasan PT
KAI (persero) untuk Menyelenggarakan Prasarana dan Sarana Kereta Api
Bandar Udara Soekarno-Hatta serta Jalur Lingkar Jabodetabek bagi PT KAI?
Ini perpres pertama yang diturunkan kepada sebuah PT. Pihak yang
diuntungkan dari keluarnya perpres ini ialah penumpang karena bila
terjadi kesalahan dalam pelayanan KRL Jabodetabek, ya tinggal
dilimpahkan saja kepada kami sebagai pengelola satusatunya.

Selain itu, perpres ini juga merupakan pintu masuk ke pembenahan
pelayanan yang optimal. Maklum saja, setiap tahun dalam lima tahun
terakhir ini, pengguna KRL meningkat 6%-7%. Dari latar belakang
keluarnya perpres ini sudah jelas apa yang harus kami perbuat. Perpres
ini keluar setelah rencana pembangunan rel kereta api ke Bandara
Soekarno-Hatta, yang sudah sepuluh tahun diwacanakan, tidak pernah
terwujud. Terlalu banyak kepentingan yang masuk sehingga menghambat
proses pelaksanaan.

Apa langkah yang akan dilakukan PT KAI setelah menerima perpres itu?
Pastinya kami akan mengambil langkah-langkah untuk menjalankan perintah
perpres itu. Sebagai langkah prioritas, kami akan membangun stabling
(tempat parkir kereta) pada pertengahan 2012, lalu membangun empat gardu
listrik di Manggarai, Kuningan, Rajawali, dan Kramat. Ini dibutuhkan
karena ke depan kami akan mengoperasikan lebih dari 1.440 kereta. Jumlah
ini lebih dari tiga kali lipat kereta yang beroperasi sekarang ini,
yaitu 462 unit.

Selain itu, jumlah rangkaian ditambah dari delapan gerbong menjadi 10
gerbong. Dengan ini, pada 2013, kami telah menambah kapasitas 25%.

Pelayanan tidak akan maksimal kalau stasiun tidak disterilkan.
Apakah ada rencana untuk mensterilkan stasiun-stasiun itu?
Itu termasuk program utama. Kami akan menutup seluruh pintu-pintu liar,
pengetatan di pintu masuk, dan membuat sistem satu peron satu pintu
masuk. Sekarang ini ada 58 stasiun dan lima halte yang melayani
penumpang KRL. Seluruhnya akan direnovasi.
Namun, yang diutamakan 17 stasiun yang populasi penumpangnya tinggi.

Kami juga akan mengomersialkan stasiun. Ada beberapa stasiun seperti
Cikini, Juanda, dan Gondangdia bernilai properti tinggi sehingga harus
dimanfaatkan. Mungkin dibuat seperti Gambir, dengan menyediakan
outlet-outlet yang berhubungan dengan kenyamanan penumpang.

Operasional dan komersialisasi harus dilakukan bersamaan. Di Tokyo,
pemasukan KRL 60% dari tiket dan 40% dari komersialisasi properti.
Hasilnya digunakan untuk pengembangan investasi dan kenyamanan penumpang.

Untuk mencapai kepastian KRL tiba setiap 3 menit di stasiun tentu akan
sering menutup jalan di perlintasan sebidang dengan jalan. Itu akan
menimbulkan kemacetan. Apakah ada langkah untuk mengantisipasi soal itu?
Setelah loop line berjalan, KLR Bogor-Manggarai datang setiap 7 menit,
lalu Manggarai-Kota setiap 4 menit. Sebelumnya setiap 15 menit. Efeknya
jalanan memang semakin macet karena pintu perlintasan sering ditutup.

Kami telah mengusulkan supaya pemda membuat flyover atau underpass di
setiap persimpangan.
Di Jakarta, ada 85 titik perlintasan kereta api. Jika ditambah dengan
pintu-pintu liar se-Jabodetabek, jumlahnya lebih dari 600 buah. Namun,
yang mendesak untuk dibuat itu ada 24. Namun, Pemprov DKI hanya mampu un
tuk membuat tiga setiap tahunnya. Yang segera akan dibangun ialah di
Mangga Dua.

Soal tarif, sistem apakah yang paling pantas diberlakukan bila seluruh
pelayanan ini berjalan?
Sistem single class, single tariff, dan single ticket.
Artinya setiap penumpang membayar dengan harga yang sama dan bisa
berkeliling ke semua tujuan dengan KRL sampai mereka keluar dari
stasiun. (NA/J-4)

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/12/16/ArticleHtmls/Komersialisasi-untuk-Perbaiki-Mutu-Pelayanan-16122011025003.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar