Senin, 12 Desember 2011

[Koran-Digital] Nafsu Barat Menggempur Program Nuklir Iran

Analis meyakini perang di abad ke-21 telah pecah.

Itu ditandai dengan berbagai sabotase misterius yang terjadi pada
fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Kami telah memeriksa data yang
ditunjukkan, ternyata di sana tidak ada bukti yang cukup untuk
menunjukkan eksistensi komponen militer. " Sergei Riabkov Wakil Menteri
Luar Negeri Rusia
N ADA suara pemim­ pin Garda Revolusi Iran Jenderal Mo­ hammed Ali Jaa­
fari meninggi, pada Selasa (6/12) lalu. Dengan tegas dia meme rintah
segenap prajurit di 'Negeri para Mullah' untuk bersiaga tempur.

Perintah Jaafari itu menge­ muka hanya beberapa saat setelah pemimpin
spiritual tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei meminta seluruh un­ sur
pertahanan dan keamanan negaranya bersiap menghadapi serangan asing.

Permintaan itu bukan tanpa sebab. Khamenei, bersama para pemimpin Iran
lainnya, me­ waspadai serangan Barat yang bernafsu menekan penutupan
program nuklir Iran.

Apalagi setelah terjadi pe­ nyerangan terhadap kedutaan besar Inggris di
Teheran yang berimbas terhadap pengusiran perwakilan di kedua negara.

Khamenei juga menengarai munculnya serangan intelijen Barat dengan cara
menyabotase fasilitas nuklir, menculik, dan membunuh figur-figur penting
yang terkait dengan program nuklir Iran.

"Siapa pun yang memiliki ide untuk menyerang Iran harus bersiap mendapat
tamparan kuat dan pukulan besi dari ten­ tara Iran," cetus Khamenei.

Ledakan misterius yang menghancurkan sebagian fasilitas uranium di
Isfahan menahbiskan kekhawatiran itu. Kemudian, pekan lalu (4/12),
militer Iran mengaku telah menjatuhkan pesawat pengintai tanpa awak
(drone) milik Amerika Serikat (AS) yang memata­matai negaranya. Un­ tuk
meyakinkan dunia, Garda Revolusi Iran pun merilis video yang menunjukkan
keberadaan
pesawat pengintai itu. Pesawat bernomor ekor RQ­170 Sentinel itu
memiliki kemampuan an­ tiradar dan diterbangkan dari Afghanistan.

Iran berang terhadap per­ izinan Afghanistan yang mem­ biarkan drone
tersebut terbang ke Iran. Duta besar Afghanistan Obeidollah Obeid pun
dipang­ gil ke Kementerian Luar Ne­ geri Iran, Jumat (9/12). Lewat
Obeid, otoritas Iran menyam­ paikan protesnya secara resmi dan meminta
penjelasan karena Afghanistan telah membiarkan drone milik AS itu lepas
landas untuk memata­matai 'Negeri para Mullah'.

Protes pelanggaran wilayah udara itu disampaikan pula kepada ke PBB dan
kedutaan besar Swiss yang mewakili AS di Iran.

Dalam surat protes kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki­moon, Iran
mengatakan penyusupan udara oleh pesa­ wat pengintai itu merupakan
tindakan agresi. Garda Revolusi Iran menegaskan tidak akan mengembalikan
pesawat yang dijatuhkan saat terdeteksi di timur Kota Kashmar, sekitar
225 km dari perbatasan Iran dengan Afghanistan, itu.

"Tidak ada pengembalian simbol agresi itu kepada pihak yang melakukan
serangan raha­ sia dan kegiatan intelijen vital yang berpengaruh
terhadap keamanan nasional negara ini," ujar Deputi Kepala Garda
Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami, Minggu (11/12).

Di AS, media massa mem­ beritakan kekhawatiran me­ ngenai kemungkinan
Iran bisa mengakses dan memanfaat­ kan teknologi canggih yang dimiliki
pesawat produksi Lockheed Martin itu. Media massa 'Negeri Paman Sam'
menyebutnya sebagai pukulan tersendiri bagi AS.
Segala cara Untuk mendesak penghen­ tian program nuklir Iran, AS­ Israel
tidak mengesampingkan aksi militer bila usaha diplomasi dan sanksi
gagal. Pekan lalu, di Washington DC, Presiden Barack Obama menegaskan
negaranya akan mengerah­ kan segala pilihan dan bekerja sama dengan
negara sekutunya untuk mencegah Iran mengem­ bangkan senjata nuklir.

"Tidak ada pilihan yang dike­ cualikan. Artinya saya akan
mempertimbangkan semua rencana," ujar Obama, 9 Desem­ ber lalu.
Lain halnya dengan sekutu AS di Timur Tengah, Israel.
`Negeri Yahudi' secara terang terangan berusaha memenga ruhi Barat untuk
mengguna kan kekuatan militer guna mendesak Iran. Bahkan, Israel
mendesak dunia melakukan embargo perdagangan minyak dan bank sentral Iran.

"Ada yang lebih mendesak, koheren, dan melumpuhkan, yakni dengan
menyerang per dagangan minyak Iran dan bank sentralnya," ujar Menteri
Pertahanan Israel Ehud Barak di Wina, Austria, akhir pekan lalu.

Barak menyebut embargo itu sebagai opsi jangka pendek. Se belumnya awal
bulan ini Barak mengatakan dalam wawancara dengan radio Israel, saat ini
ne gerinya mengalami ketakutan atas program nuklir Iran itu.

"Hanya harus bertindak de­ ngan tenang dan diam­diam, kita tidak perlu
perang besar," ujarnya.

Namun, para analis meli­ hat perang di abad ke­21 te­ lah pecah. Hal itu
menjurus pada kecurigaan atas sabotase­ sabotase misterius yang terjadi
pada fasilitas­fasilitas nuklir Iran.

"Kami tidak senang melihat Iran melangkah lebih maju dalam (program)
ini, jadi setiap keterlambatan apa pun, apa­ kah itu karena campur
tangan Tuhan atau apa pun, akan kita sambut," jawab Barak menang­ gapi
kecurigaan sabotase.
si mereka terhadap Iran. Dalam pertemuan dua pekan lalu, 27 negara Uni
Eropa akhirnya sepakat memperluas sanksi de­ ngan memasukkan sekitar 180
nama baru sebagai daftar per­ usahaan dan warga Iran yang terkena sanksi
terkait dengan program nuklir Iran.

Sanksi itu berupa pembekuan aset dan larangan perjalanan.

Ikut pula diperbincangkan untuk mengembargo minyak mentah dari Iran.
Namun, upa­ ya embargo yang diusulkan Prancis itu masih mendapat
pertentang an alot di kalangan negara­negara anggota Uni Eropa.

Dalam menanggapi laporan IAEA yang dipimpin Yukiya Amano itu, otoritas
Iran dengan tegas menyanggahnya. Peme­ rintahan Presiden Mahmoud
Ahmadinejad itu berkukuh program nuklir negaranya se­
matamata demi tujuan perda maian, semisal pengembangan teknologi dan
energi listrik.

"Bangsa Iran itu bijak. Ini tidak akan membuat dua bom untuk melawan 20
ribu bom (nuklir) yang kalian miliki," ujar Ahmadinejad mengacu negara
negara Barat.

Rusia ikut menyokong per nyataan Ahmadinejad sekali gus mengecam laporan
IAEA.
"Kami telah memeriksa data yang ditunjukkan, ternyata di sana tidak ada
bukti yang cukup untuk menunjukkan eksistensi komponen militer," ujar
Wakil Menteri Luar Nege ri Rusia Sergei Riabkov dalam tayangan program
televisi Russia 24, Jumat (9/12) lalu.
Sepelekan sanksi Dalam menghadapi serbuan sanksi dari negara Barat, peme
rintah Iran justru menanggap
inya dengan sepele. Selain itu, pemerintah Iran pun meyakini Uni Eropa
tidak akan menjatuhkan embargo minyak karena akan merusak harga minyak
mentah di pasar global.

"Kebijakan kami menjamin keberlanjutan pasokan minyak ke Eropa... Iran
ialah produsen minyak utama dan sanksi apa pun yang diberlakukan
terhadap ekspor minyak kami jelas merugikan pasar global," ujar menteri
Perminyakan rostam Qasemi, minggu (11/12).

Di samping itu, tambah Qasemi, Iran percaya sanksi yang telah
diberlakukan tidak akan memengaruhi perekonomian Iran. (Payvand/Daily
mail/reuters/aP/CBC News/ al-Jazeera/DK/I-5) d


http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/12/13/ArticleHtmls/Nafsu-Barat-Menggempur-Program-Nuklir-Iran-13122011022003.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar