Minggu, 11 Desember 2011

[Koran-Digital] Kasian, Pasar Tradisional Kian Terjepit Serbuan Ritel Asing

Kasian, Pasar Tradisional Kian Terjepit Serbuan Ritel Asing
Senin, 12 Desember 2011 , 08:15:00 WIB

RMOL. Pemerintah diminta mem­buat aturan yang bisa mem­batasi
per­tumbuhan ritel wara­laba asing di dalam negeri. Langkah ini un­tuk
melindungi pasar tra­disional yang kebera­daannya makin ter­gerus.

"Saat ini, kondisi pasar tra­di­sional dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) terus terje­pit dengan ser­buan peritel asing," ka­ta
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional In­do­nesia (APPTI) Ngadiran
ke­pada Rak­yat Merdeka di Jakarta, kemarin.

Pemerintah, kata dia, harus berpihak kepada peda­gang tra­disional.
Tapi, yang terjadi seba­liknya. Pemerintah khususnya pe­merintah daerah,
justru tidak me­lindungi pedagang tradisional.

"Buktinya banyak sekali ritel baik asing atau mo­dern dibangun di daerah
yang banyak pedagang kecilnya,"cetusnya.

Di pasar tradisional, dampak dari menjamurnya ritail itu ada­lah dengan
berkurangnya jumlah pe­dagang pasar karena tak ada pem­belinya. Ia juga
mengata­kan, re­vitalisasi pasar tradisional juga tidak mem­berikan
dampak apa-apa dalam meningkatkan per­saing­an dengan ritail asing.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Gunaryo me­nga­takan, pihaknya
menyerah­kan ke Pemda untuk memutus­kan rea­lisasi izin ekspansi toko
eceran bermerek asing di daerah.

"Kita dari dulu kan terbuka (in­vestasi asing di sektor ritel). Jadi
kori­dornya tinggal menunggu apakah di daerah tersebut masih
me­ngizinkan atau tidak," kata Gu­naryo kepada Rakyat Merde­ka di
Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, Indonesia te­lah memiliki rambu-rambu yang terperinci
bagi peritel asing yang akan ikut jualan di dalam negeri.

"Rambu mengenai asing sudah ada. Sekarang, tinggal imple­mentasinya
apakah di daerah tersebut masih perlu hipermarket atau tidak," lanjutnya.

Untuk diketahui, sebanyak 12 perusahaan waralaba AS akan membawa 16
merek untuk meng­gaet investor Indonesia. Mereka tergabung dalam Misi
Per­da­ga­ngan Franchise Times per­tama kalinya datang ke Indonesia.
De­legasi ini akan berada di Jakarta pada 12-13 Desember 2011.

Untuk mengawali misi per­da­gangan dua harinya di Indone­sia, perwakilan
waralaba resto­ran cepat saji Johnny Rockets akan meneken Memorandum of
Un­derstanding (MOU) dengan Sa­hid Group. Mereka bakal men­­diri­kan
restoran AS terke­nal di Bali.

Namun Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Ritel Indo­nesia (Aprindo)
Tutum Rahanta menilai, terus bermunculannya retail di daerah memang tak
bisa dihindari karena terkait peru­ba­han gaya hidup dan besarnya pa­sar
Indonesia.

Berdasarkan data Aprindo, jumlah ritail saat ini baru men­capai 30-35
persen dari pangsa pasar. "Pertumbuhan ini akan te­rus meningkat seiring
peru­bahan life style penduduk dan mem­baik­nya daya beli ma­syra­kat,"
ujar Tutum kepada Rakyat Mer­deka, kemarin. Dia juga me­nya­yangkan
usulan pembatasan ri­tel asing. [Harian Rakyat Merdeka]

http://ekbis.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/12/12/48656/Kasian,-Pasar-Tradisional-Kian-Terjepit-Serbuan-Ritel-Asing-

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar