Kamis, 08 Desember 2011

[Koran-Digital] IRMAN GUSMAN: Hari Antikorupsi dan Pimpinan Baru KPK

Hari Antikorupsi dan Pimpinan Baru KPK PDF Print
Friday, 09 December 2011
Hari ini masyarakat dunia merayakan Hari Antikorupsi.Di tengah geliat
antikorupsi yang sedang tumbuh setelah pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang baru terbentuk, kita dikagetkan oleh adanya temuan
PPATK tentang 10 pegawai negeri sipil (PNS) muda yang memiliki rekening
miliaran rupiah.


SINDO mengulasnya pada edisi (8/12/2011) dengan judul "Kasus Rekening
PNS Muda Sistemik". Temuan PPATK tersebut menambah daftar tugas pimpinan
KPK yang baru. Kita tahu, masyarakat berharap banyak kepada pimpinan KPK
untuk segera menyelesaikan kasus Bank Century, Nazaruddin, Gayus, Nunun,
mafia pajak, dan berbagai kasus megakorupsi, termasuk temuan PPATK tersebut.

Tugas ini memang tidak ringan karena berbagai kepentingan politik saling
tersandera. Namun, pada Hari Antikorupsi Sedunia hari ini,pimpinan KPK
harus menjadikan momentum ini untuk segera melakukan perbaikan dan
peningkatan kinerja pemberantasan korupsi.

Pertama, KPK mendapatkan legitimasi politik sebagaimana diberikan UU.
Setelah masyarakat menunggu sekian lama, melalui proses seleksi yang
cukup panjang dan ketat, pimpinan KPK yang baru telah ditetapkan sebagai
ujung tombak pemberantasan korupsi. Persoalannya, mampukah KPK
menjadikan modal legitimasi ini untuk melakukan pemberantasan korupsi
tanpa pandang bulu dan menyentuh persoalan korupsi yang besar?

Kedua, dukungan masyarakat kepada KPK juga tinggi.Sebagaimana kita amati
bersama, pada saat proses seleksi pimpinan KPK,dukungan masyarakat
begitu besar,baik melalui media koran, televisi maupun media sosial
Facebook dan Twitter. Ini bukti bahwa masyarakat menaruh harapan yang
tinggi kepada pimpinan KPK yang baru yangdipimpin AbrahamSamad, tokoh
muda antikorupsi dari daerah.

Lalu mampukah pimpinan KPK yang baru memenuhi harapan besar masyarakat
untuk menjadikan negeri ini bebas dari korupsi atau minimal berkurang
dari praktik korupsi? Kedua pertanyaan yang diajukan di atas memiliki
relevansi yang sangat kuat dengan konteks perayaan Hari Antikorupsi
Sedunia hari ini. Kita tahu bahwa korupsi merupakan musuh bersama, tidak
hanya kita di dalam negeri, tapi masyarakat dunia juga memiliki
perhatian yang besar terhadap agenda pemberantasan korupsi.

Korupsi bukan sekadar perbuatan melawan hukum, melainkan juga kejahatan
kemanusiaan yang memiliki dampak buruk yang serius terhadap
keberlangsungan umat manusia. Korupsi bahkan bisa menjadi salah satu
faktor penyebab negara gagal (failed state).

Dalam studi Noam Chomsky, Failed States: The Abuse of Power and the
Assault on Democracy (2006), karakteristik negara gagal (failed state)
antara lain: negara tidak memiliki kemampuan melindungi warga negara
dari berbagai bentuk kekerasan, tidak terjaminnya hak-hak warga
negara,lemahnya institusi demokrasi,sikap agresif yang sewenang-wenang
dari pemerintah, lemahnya penegakan hukum, serta maraknya penyalahgunaan
kekuasaan.

Artinya,dalamhalinikorupsi merupakan ancaman yang sangat serius. Jika
korupsi tidak diberantas,itusamaartinya kita membiarkan kapal besar
Indonesia ini segera karam dan tenggelam. Memang mengerikan, tapi itulah
kemungkinan yang bisa saja terjadi.Apalagi kalau kita melihat fakta
bahwa kita pernah mendapat julukan sebagai negara terkorup.

Tahun 2010, hasil survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC)
di 16 negara tujuan investasi di kawasanAsia Pasifik,yakniAustralia,
India, Malaysia,Taiwan, Kamboja, Filipina,Thailand,China, Jepang,
Singapura, Amerika Serikat, Hong Kong, Makao, Korea Selatan, dan
Vietnam, menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang
paling korup dengan skor 9.07 dari nilai 10.

Kita lihat juga Indeks Persepsi Korupsi yang dikeluarkan Transparansi
Internasional Indonesia pada 2011 yang baru saja dirilis.Indonesia
berada di peringkat ke-100 dari 183 negara dengan skor 3,0, naik 0,2
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,8.Posisi tersebut berada bersama
11 negara lainnya, yakni Argentina, Benin, Burkina Faso, Djibouti,
Gabon, Madagaskar, Malawi, Meksiko,Sao Tome & Principe, Suriname,dan
Tanzania.

Kedua survei di atas menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi belum
dilakukan secara maksimal. Meskipun sudah ada KPK dan pengawasan sudah
ditingkatkan, praktik penyalahgunaan kekuasaan juga masih cukup besar.
Padahal,kita sering disebut sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia di
masa depan, emerging economic. Pada 2025 Indonesia diprediksi akan
menjadi salah satu dari 10 kekuatan ekonomi dunia dengan perkiraan
pendapatan per kapita mencapai USD15.000.

Juga pada tataran ekonomi global,Indonesia diperkirakan bersama Brasil,
China, India, Korea Selatan, dan Rusia berpotensi menguasai separuh
tingkat pertumbuhan ekonomi global.Namun, potensi ekonomi yang besar
tersebut dapat terhambat jika korupsi dibiarkan tumbuh subur, baik di
pusat maupun daerah. Pertanyaannya, di mana letak kelemahan
pemberantasan korupsi selama ini? Jawabannya tentu pengawasan saja tidak
cukup.

Perlu keberanian dari pimpinan KPK yang baru untuk melakukan pencegahan
dan penindakan. Pesan Hari Antikorupsi Sedunia ini harus dijadikan
sebagai spirit bagi pimpinan KPK yang baru. "Indonesia bebas korupsi,
Indonesia bersih dan bermartabat." Barangkali itulah yang ingin saya
katakan di Hari Antikorupsi Sedunia ini.● IRMAN GUSMAN Ketua Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/450270/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar