Minggu, 11 Desember 2011

[Koran-Digital] CYRILLUS HARINOWO: Kingfisher Airlines

Kingfisher Airlines PDF Print
Monday, 12 December 2011
Kingfisher Airlines adalah perusahaan penerbangan di India yang baru
didirikan pada 2003 dengan kantor pusat di Mumbai. Perusahaan ini
dimiliki Vijay Mallya,pemilik perusahaan bir dari India, United
Breweries Group.

Kingfisher Airlines memulai penerbangan perdana pada 2005 dengan empat
pesawat Airbus 320-200 dan mengalami perkembangan sangat cepat. Pada
2007, jumlah penumpang yang diangkut mencapai 12 juta. Perusahaan
penerbangan itu membangun citra sedemikian rupa, antara lain dengan
mensponsori balapan mobil Formula One dan bahkan dikatakan menggunakan
wool merino untuk selimutnya.

Pengembangan citra tersebut ternyata tidak sia-sia, karena akhirnya
Kingfisher memperoleh status sebagai perusahaan penerbangan bintang lima
dari Skytrax bersama enam penerbangan lain di seluruh dunia, yaitu
Singapore Airlines, Cathay Pacific, Qatar Airlines, Malaysian Ailines,
Asiana Airlines, dan Hainan Airlines.

Bahkan pada 2011 ini, perusahaan tersebut dinobatkan sebagai The Best
Indian Airliner of The Year 2011". Kingfisher Airlines melayani 65 jalur
domestik dan 8 jalur internasional, yaitu terutama ke London, Asia
Selatan, dan Asia Tenggara. Untuk penerbangan jarak jauh, pesawat yang
digunakan adalah Airbus 330-200, pesawat yang juga dipergunakan oleh
Garuda untuk jalur internasional jarak jauh.

Setelah sukses membangun nama, Kingfisher Airlines akhirnya membangun
sister company yang melayani penerbangan bertiket murah, yaitu
Kingfisher Red. Perusahaan ini banyak menggunakan pesawat baling-baling
ATR 72 dan ATR 42 untuk melayani kota-kota kecil di India.Untuk kota
lebih besar, pesawat yang digunakan umumnya Airbus 320-200.

Terakhir, upaya Kingfisher Airlines melingkupi juga bisnis penerbangan
kargo, yang untuk itu Kingfisher mendirikan Kingfisher Express. Jika
kita berhenti di situ, cerita tampaknya sedemikian indah, layaknya
mimpi. Kingfisher bahkan mungkin pantas menjadi simbol kebangkitan India
dalam perekonomian global. Namun,ternyata cerita tersebut ada lanjutannya.

Dalam hari-hari belakangan ini, Kingfisher Airlines dihimpit
permasalahan keuangan sangat parah.Di India,dewasa ini hampir semua
perusahaan penerbangan mengalami kerugian besar karena tingginya harga
bahan bakar. Harga minyak dunia yang naik sangat tinggi ditambah lagi
beban dengan jatuhnya mata uang rupee sampai hampir seperlimanya.

Di samping itu, harga avtur tersebut masih dikenai pajak yang sangat
tinggi oleh pemerintah. Itulah sebabnya harga bahan bakar pesawat di
India menjadi sangat mahal, sehingga berbagai perusahaan tersebut
mengalami kerugian. Beban ini masih ditambah lagi dengan tingginya
kenaikan suku bunga perbankan karena Bank Sentral India baru saja
menaikkan suku bunga sebanyak 13 kali dalam 20 bulan terakhir.

Sebagian perusahaan akhirnya memindahkan utang mereka ke perbankan luar
negeri yang bunganya masih rendah. Namun dengan jatuhnya mata uang rupee
belakangan ini, suku bunga yang murah di luar negeri tersebut harus
diterjemahkan dalam mata uang lokal yang lebih besar (karena melemahnya
mata uang), sehingga akhirnya menjadi beban besar bagi berbagai
perusahaan di negara tersebut.

Perkembangan itu membuat beban yang sangat besar bagi Kingfisher. Banyak
kewajiban (utang) perusahaan tersebut belum terbayar, terutama utang
kepada pengelola bandara dan juga penyedia bahan bakar seperti Indian
Oil Company, Bharat Petroleum. Sebagai akibatnya, berbagai perusahaan
pendukung tersebut menjadi keberatan untuk menjual bahan bakar mereka ke
Kingfisher dan menerapkan kebijakan cash and carry, yaitu mereka baru
mau menyuplai bahan bakar jika Kingfisher mau membayar terlebih dahulu.

Ini jelas suatu pukulan yang sangat telak bagi perusahaan
tersebut.Karena itu,Kingfisher terpaksa menutup sebagian jalur yang
masih rugi agar memperoleh penghematan dari bisnisnya. Berdasarkan
informasi di Wikipedia, load factor (total persentase angkutan penumpang
mereka) berada di bawah 70%, bandingkan dengan Garuda yang berada di
atas 80%. Ini artinya penghasilan mereka dari setiap penerbangan menjadi
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang load factor-nya lebih
tinggi.

Permasalahan tersebut akhirnya membawa harga saham Kingfisher anjlok.
Dari harga di atas 80 rupee per saham pada Juli tahun ini,dewasa ini
harga saham mereka di pasar anjlok sampai di bawah 20 rupee, kejatuhan
yang lebih dari 75%.Karena ketidakmampuan mereka membayar utang
bank,akhirnya bank-bank kreditur mereka terpaksa mengonversikan
pinjamannya menjadi saham perusahaan penerbangan tersebut.

Bankbank besar seperti State Bank of India dan ICICI Bank termasuk di
antaranya. Perkembangan tersebut akhirnya juga ikut memengaruhi harga
saham perbankan, dan bahkan bisa dikatakan harga saham secara
keseluruhan.Akhir pekan lalu indeks saham di India melemah lebih dari
20% dibandingkan awal 2011.

Sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) kita justru mengalami
kenaikan, meskipun kecil, yaitu sebesar lebih dari 1% selama 2011 ini.
Cerita ini memberi pelajaran yang sangat penting kepada kita semua.
Bagaimanapun, perusahaan harus dibangun di atas fondasi yang kuat.
Pengembangan perusahaan tanpa fondasi keuangan yang kuat pada akhirnya
menciptakan sebuah istana yang setiap saat bisa hancur.

Jika melihat perkembangannya, perusahaan yang baru mulai beroperasi pada
2005 dan berhasil mengembangkan armada dalam jumlah yang besar bahkan
menjadi perusahaan penerbangan bintang lima ini, tetaplah harus
dibandingkan dengan keuntungan mereka dari setiap penumpangnya.Jika
pesawatnya dibangun dengan fasilitas bintang lima, sementara kemampuan
penumpangnya untuk membayar terbatas, pada akhirnya akan menghasilkan
tingkat isian penumpang yang rendah atau tiketnya harus dijual lebih murah.

Keduanya menghasilkan ujung yang sama yaitu kerugian. Sementara itu
berbagai pihak, terutama perbankan, juga tidak boleh disilaukan oleh
nama besar. Terlibatnya 13 bank dalam pemberian kredit ke perusahaan
tersebut (yang baru berkembang dalam waktu yang sangat singkat)
menunjukkan mereka pun disilaukan oleh citra Kingfisher.Masih banyak
lagi jika kita urut berbagai pihak yang harus memetik pelajaran dari sini.

Terakhir adalah kontribusi dari kesalahan kebijakan (policy
mistakes).Tampaknya perekonomian India dibangun dengan meningkatkan
pertumbuhan jauh di atas kapasitasnya. Sebagai akibatnya,negara tersebut
sangat rentan terhadap inflasi dan juga defisit neraca berjalan.Keduanya
memang akhirnya terjadi dalam skala yang lumayan masif.

Dengan terjadinya lonjakan inflasi selama dua tahun terakhir, Bank
Sentral India akhirnya meningkatkan suku bunga sebanyak 13 kali.
Akibatnya perekonomian menjadi tersedak. Pada kuartal III tahun 2011
ini, pertumbuhan sektor industri hanya sebesar 2%, jauh menurun dari
sebelumnya. Akibatnya tingkat keuntungan perusahaan menjadi turun dan
memengaruhi harga saham mereka.

Perkembangan ini mendorong larinya para investor ke luar negeri (capital
outflow) yang membawa jatuhnya nilai mata uang mereka. Keadaan semacam
inilah yang sungguh menjadi pelajaran bagi pemerintah dan Bank Indonesia
untuk sangat berhati-hati setiap mereka ingin menetapkan kebijakan.
CYRILLUS HARINOWO HADIWERDOYO Pengamat Ekonomi

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/450959/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar