Kamis, 08 Desember 2011

[Koran-Digital] Abdul Hakim: Menakar Pencalonan Hatta pada Pilpres 2014

Menakar Pencalonan Hatta pada Pilpres 2014
Abdul Hakim MS Direktur Riset Developing Countries Studies Center (DCSC)
Indonesia

MENJELANG Ra kernas PAN pada 10-11 Desember 2011 di JCC, santer
terdengar kabar bahwa Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta
Rajasa (HR) akan didaulat sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan
Presiden (Pilpres) 2014. Menurut kabar, Ketua Majelis Pertimbangan PAN
Amien Rais pun sudah memberikan lampu hijau terhadap rencana pencalonan
tersebut.

Meskipun demikian, agar HR pantas jadi capres, Amien Rais memberikan
sejumlah catatan yang harus dipenuhi PAN ketika akan mencalonkan sang
ketua umum pada Pilpres 2014. Catatan itu antara lain pemenuhan target
suara sebesar dua digit pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
Pada tiga pemilu ke belakang (1999, 2004, dan 2009), PAN hanya mampu
meraih suara pada kisaran angka 6%-7%.
Pada Pemilu 1999, PAN memperoleh suara sebesar 7,1%, Pemilu 2004 sebesar
6,4%, dan Pemilu 2009 sebesar 6%.

Seperti ditegaskan Sekretaris Jenderal PAN Taufik Kurniawan, beberapa
hari menjelang rakernas desakan kuat lahir dari DPD dan DPW seluruh
Indonesia untuk sesegera mungkin mendeklarasikan HR sebagai capres dari
PAN. Hal itu dimaksudkan agar kerja yang dilakukan DPD dan DPW semakin
jelas dan terarah dalam menghadapi Pemilu 2014.

Yang menarik ditunggu ialah bagaimana sikap HR dalam menghadapi desakan
pencalonan dirinya pada Pilpres 2014 di rakernas nanti?
Potensial Saat ini, nama Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie memang
tengah mendominasi ruang publik, terkait dengan wacana tokoh kandidat
calon presiden 2014. Harus diakui, kedua calon itu memiliki sumber daya
fi nansial dan jaringan media massa yang sangat mumpuni ketimbang HR.

Namun, dua hal itu tidak lantas serta-merta dapat menjadi jaminan bagi
kedua tokoh itu untuk melenggang mulus menuju kursi kepresidenan. Publik
tentu tidak akan lupa bahwa Aburizal Bakrie memiliki catatan hitam
berupa kasus lumpur Lapindo dan tunggakan pajak kelompok usaha Bakrie.
Setali tiga uang dengan Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto pun masih
memiliki beban hukum terkait dengan dugaan pelanggaran HAM kala ia masih
aktif di dunia kemiliteran.

Sementara sosok HR, secara perlahan ia telah masuk jajaran pejabat
birokrasi pemerintahan dan elite politik papan atas Indonesia. Meskipun
saat ini elektabilitasnya masih di bawah dua tokoh tadi, sejak menjabat
Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I,
HR menjadi tokoh yang semakin akrab di telinga publik.

Apalagi, baru-baru ini HR melakukan hajatan besar dengan menjadi besan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Meski belum ada data resmi, perhelatan perkawinan Ibas

Aliya sepertinya akan berdampak pada popularitas HR di kalangan masyarakat.

Kemampuan komunikasi lobi yang baik dan banyaknya jaringan juga menjadi
kelebihan HR dalam perburuan kursi RI-1. RI-1.
Melal u i b e r bagai jaringan organisasi y a n g dige luti-­ seperti
Ikatan Alumni ITB (IA-ITB) dan Ikatan dan Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI)-­bukan perkara sulit bagi HR untuk melicinkan langkah
melicinkan langkah tampil sebagai tokoh kandidat calon presid e n p o t
e n s i a l . Ta k meng herankan apabila kemudian pengurus DPD dan DPW
PAN begitu ngebet mencalonka gitu ngebet mencalonkan HR secara dini.

Kelemahan mendasar yang dimiliki HR saat ini ialah perolehan suara
partainya yang masih stagnan pada angka 6%­7%. Tentu dengan modal suara
partai sebesar itu, akan sangat sulit bagi HR untuk bargaining position
menduduki posisi capres.
Kalaupun bisa, HR tentu akan menghadapi kesulitan kala terpilih.
Pengalaman Pemilu 2004 menunjukkan SBY yang terpilih bersa ma dengan ma
dengan JK tak bisa berbuat b a nyak menghadapi `gangguan' DPR. Bahkan
ada celetukan di sebagian kalangan, the real President of Indonesia kala
itu adalah JK.

Hal tersebut mengacu pada dominasi JK yang cukup ter lihat terhadap SBY
karena ia Ketua Umum Partai Gol kar, partai yang menjadi pemen a n g
pemilu legislatif 2004 dan menguasai kursi DPR.

Pertanyaannya, apakah HR mau menerima pencalonan dirinya, padahal Pemilu
2014 masih tiga tahun lagi? Apa untung dan ruginya jikalau HR menjadi
capres resmi PAN saat ini?
Prematur Jikalau HR menerima pinang an pencalonan dirinya oleh pengurus
PAN pada raker nas nanti, hal itu akan menjadi terobosan baru di pentas
perpolitikan nasional. Ada sebuah partai politik yang telah memiliki
capres resmi meskipun pemilu masih tiga tahun lagi. Kondisi tersebut
cukup baik bagi pembelajaran politik masyarakat. Istilah `membeli kucing
dalam karung' menjadi tidak berarti lih PAN, salah satu tafsirannya
ialah i mereka juga ingin i memilih HR sebagai capres.

Akan tetapi, bukan tanpa kendala jikalau HR menerima pinang an pe n g u
r u s PA N saat rakernas nanti. Posisinya se nanti. Posisinya se bagai
Menko Pereko nomian saat ini akan rentan menjadi polemik di kalangan
elite dan media massa. Nanti, semua kinerjanya sebagai Menko
Perekonomian akan selalu dicurigai sebagai `kampanye terselubung' untuk
kepentingan Pemilu 2014. Tentu kondisi itu sangat mengganggu kinerja
ekonomi yang saat ini sudah dalam tren positif.

Idealnya, seandainya HR menerima pinangan sebagai capres resmi PAN, ia
harus mundur dari jabatannya sekarang. Namun pertanyaannya, relakah SBY
melepas menteri sekaliber HR? Atau pertanya annya dibalik, relakah HR
melepas hasil kreasi ekonomi nya yang telah menghasilkan public policy
award mela lui MP3EI?
Bila me lihat fakta yang ada, kemungkin an terbe sarnya ialah arus
dukungan tetap akan kuat dalam rakernas nanti. Na mun he mat saya, HR
tentu HR tentu akan berpikir ulang untuk mene rima pinangan terse but.
Hal ini berdasar pada, pertama, Pemilu 2014 masih cukup lama, tiga
tahun. Dalam masa itu, HR masih punya cukup waktu untuk menyusun
dukungan secara gerilya sembari masih dapat menunaikan tugas sebagai
Menko Perekonomian.
Kedua, HR tentu akan menimbang masih kecilnya suara PAN. Hemat saya, HR
pasti akan melihat dulu perolehan suara pemilu legislatif PAN pada 2014
nanti sebelum ia resmi menjadi capres dari PAN.

Dengan merujuk kondisi tersebut, ada baiknya jikalau Rakernas PAN lebih
difokuskan untuk mencari strategi pemenangan PAN yang komprehensif,
daripada sibuk pada isu pencalonan yang bisa dikatakan masih cukup
prematur. PR terbesar PAN ialah bagaimana partai bisa meraih angka dua
digit sehingga HR cukup pantas dicalonkan dari partai matahari tersebut,
seperti halnya dicatatkan Amin Rais.

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/12/09/ArticleHtmls/Menakar-Pencalonan-Hatta-pada-Pilpres-2014-09122011022022.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar