Senin, 12 Desember 2011

[Koran-Digital] TAJUK, Daya Serap Anggaran Tidak Maksimal

TAJUK, Daya Serap Anggaran Tidak Maksimal PDF Print
Tuesday, 13 December 2011
Realisasi penyerapan anggaran yang tidak maksimal berdampak langsung
terhadap pertumbuhan ekonomi. Meski hal itu sudah dipahami bersama,
kenyataannya penyerapan anggaran tetap tidak bisa dimaksimalkan
sepanjang tahun sesuai target yang sudah dipatok.

Ironisnya, ketika menjelang akhir tahun,masalah tersebut baru diributkan
seakanakan persoalan yang baru muncul, padahal masalah serius itu adalah
penyakit tahunan yang harus diamputasi segera. Penyerapan anggaran yang
tak maksimal tersebut mendapat perhatian khusus dari Gubernur Bank
Indonesia (BI) Darmin Nasution. Persoalan penyerapan anggaran yang tidak
bisa memenuhi target itu,Darmin memberikan catatan khusus kepada pemerintah.

"Saya perlu memberi catatan khusus mengapa realisasi anggaran belum
optimal, padahal ini menyangkut pertumbuhan perekonomian
nasional,"ungkapnya pada pertemuan tahunan BI dan industri perbankan
yang juga dihadiri Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowadojo akhir
pekan lalu. Karena selalu mendapat sorotan soal realisasi penyerapan
anggaran yang tidak maksimal itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
mengklaim telah melakukan berbagai upaya dengan sejumlah fasilitas yang
bisa memudahkan untuk pencairan anggaran namun hasilnya tetap tak memuaskan.

Imbauan kepada kementerian/lembaga (K/L) untuk melakukan penyerapan
anggaran semaksimal mungkin, sebagaimana diungkapkan Dirjen Anggaran
Kemenkeu Herry Purnomo sudah dilakukan sesuai kemampuan."Imbauan keras
sampai bosan,"ujarnya. Namun,di balik imbauan Kemenkeu untuk percepatan
belanja anggaran tersebut, sejumlah K/L justru balik menunjuk
Kemenkeulah yang menjadi biang keladinya sebab anggaran belanja sulit
dicairkan.

Tuduhan itu ditampik Kemenkeu. Menurut Herry, anggaran yang diajukan K/L
langsung dicairkan sepanjang memenuhi persyaratan.Kelengkapan
persyaratan itu di antaranya surat persetujuan dari Komisi DPR yang
berkaitan K/L untuk penggunaan anggaran seringkali menjadi hambatan.
Persoalan surat persetujuan penggunaan anggaran dari DPR yang tidak
selalu seiring dengan pengajuan anggaran tak pernah muncul di permukaan.

Daya serap anggaran yang rendah hanya selalu ditimpakan kepada K/L yang
dinilai tidak becus dalam mengelola anggaran.Yang selalu menjadi
konsumsi publik bahwa para pengguna anggaran terlalu berhati-hati dalam
membelanjakan uang negara,sehingga anggaran yang tersedia tak bisa
segera digunakan. Alasan kehati-hatian tersebut berkaitan dengan
pemeriksaan keuangan yang makin ketat dan transparan.

Salah menggunakan anggaran urusannya berhadapan dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Faktor lain yang menjadi alibi pemerintah
kalau anggaran tak bisa diserap maksimal adalah penganggaran berbasis
kinerja (PBK) yang untuk pertama kalinya diterapkan Kemenkeu tahun
ini.Penerapan sistem baru itu berpengaruh terhadap penggunaan aplikasi
yang banyak berubah.

Hal itu berdampak pada pencairan anggaran K/L yang lambat. Dan persoalan
klasik yang selalu menjadi kambing hitam terkait rendahnya penyerapan
anggaran adalah pelaksanaan tender dengan berbagai lika-likunya yang
menelan banyak waktu. Sejauh mana penyerapan anggaran tahun ini yang
tinggal menghitung hari?

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, dalam
sebelas bulan tahun ini realisasi belanja negara sebesar Rp912,082
triliun atau 69,15% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan (APBNP) 2011 yang tercatat sebesar Rp1.320,75 triliun. Meski
demikian, Menkeu tetap optimistis bisa memaksimalkan penyerapan anggaran
lebih baik dari tahun lalu.Kita tunggu.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/451308/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar