Rabu, 14 Desember 2011

[Koran-Digital] RI luas membuat KPK tak maksimal

Ngeles lagi?... RI luas membuat KPK tak maksimal

Kamis, 15 Desember 2011 | 10:32:00


Jakarta - Terbentang luasnya wilayah Indonesia menjadi salah satu alibi
bagi Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) tidak bisa menjalani tugasnya
secara maksimal.

Wakil Ketua KPK, Haryono Umar mencontohkan, Papua misalnya, KPK kerap
kesulitan membongkar kasus korupsi di ujung timur RI tersebut.

Haryono mengatakan, kesulitan itu didapat juga karena kurangnya jumlah
personil penyidik. Rata-rata setiap satu orang penyidik itu menangani
lima kasus. Jika penyidik itu melakukan penelusuran kasus ke daerah
yang jauh, maka akan memakan energi dan waktu yang sangat besar.

"Akibatnya, kasus-kasus lain menjadi terbengkalai," ujar Haryono, ketika
dihubungi, Kamis (15/12).

Kurang SDM?
Haryono Menambahkan, setiap hari pihaknya selalu kebanjiran laporan
dugaan ke korupsi di setiap daerah. Semua itu harus ditangani oleh
KPK.Namun, jumlah sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki KPK tidak
mendukung untuk menangani itu semua dalam waktu yang cepat. Misalnya,
KPK hanya memiliki jumlah penyelidik sebanyak 100 orang, penyidik 100
orang, dan jaksa 70 orang.

"Nah jumlah tersebut masih jauh dari ideal untuk menangani seluruh
laporan dan kasus yang dipegang KPK," kata Haryono.

http://www.gresnews.com/berita/hukum/10321512-ngeles-lagi-ri-luas-membuat-kpk-tak-maksimal

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar