Senin, 12 Desember 2011

[Koran-Digital] Nunun Diduga Diupah Rp 1 Miliar

Nunun Nurbaetie disebut-sebut mendapat upah Rp 1 miliar atas perannya
menyalurkan 480 lembar cek pelawat untuk sejumlah politikus Senayan
periode 1999-2004. Keterangan ini terungkap dalam pembicaraan antara
empat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi dan suami Nunun, Adang
Daradjatun, pada 30 Desember 2010.

Adang memutar rekaman pembicaraan tersebut untuk wartawan kemarin di
rumahnya. Bekas Wakil Kepala Kepolisian RI ini berharap rekaman itu
dapat menjadi pegangan KPK dalam memeriksa istrinya, namun tak keberatan
jika KPK tak menerima rekaman tersebut sebagai bukti hukum. Adang
mengatakan, ia hanya menginginkan keadilan dan kesetaraan informasi
kepada masyarakat melalui bukti rekaman penyidik yang meme

riksanya pada akhir tahun lalu itu."Harapannya, tolong ini juga
diberitakan (rekaman pembicaraan penyidik), jangan hanya Ibu (Nunun)
terus. Saya harap masyarakat bisa tau maksud saya," ujar anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dari Komisi Hukum itu.

Dalam rekaman itu, penyidik KPK berinisial RS mengatakan pihak KPK
berasumsi kasus suap selalu terdiri atas pihak yang memberi dan yang
menerima suap. Pihak pemberi memiliki motif tertentu terhadap penerima
suap agar melakukan sesuatu. Dalam rekaman itu, RS mengatakan motif suap
yang mengarah kepada Nunun tak kuat. Sebab, ada bukti Nunun mendapat
upah atas jasanya menyampaikan cek pelawat itu. Besarnya Rp 1 miliar.
Karena itu, KPK berasumsi pemilik motif tersebut adalah yang diuntungkan

dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004-2009, yang
dimenangi Miranda Swaray Goeltom.

Adang juga mengungkapkan kedekatan istrinya dengan Miranda. Kedekatan
itu tampak dari beberapa foto yang ia tunjukkan."Ibu (Nunun) dekat
dengan Miranda Goeltom,"kata Adang.

KPK belum berkomentar soal informasi yang disampaikan Adang, sementara
Miranda juga tak bisa dimintai konfirmasi.

Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Nasir Djamil menyatakan keterangan
koleganya di partai PKS tentang kedekatan Nunun dengan Miranda serta
adanya tokoh di balik Nunun sangat berharga. Ia meminta penyidik Komisi
Pemberantasan Korupsi segera menindaklanjuti keterangan Adang."Yang
dikatakan Pak Adang sangat

berharga, bahwa ada sosok di belakang itu. Misalnya kemenangan Miranda
dan juga hubungan Bu Nunun dan Miranda," kata Nasir kepada wartawan di
gedung DPR kemarin.

Nasir menyatakan tidak tahu kenapa Adang baru membuka informasi tentang
kedekatan Nunun dengan Miranda hari ini, hampir sepekan setelah istrinya
ditangkap polisi Thailand di Bangkok. Namun ia menduga kuat keputusan
Adang sudah mempertimbangkan momen yang tepat, dan tidak mengurangi
esensi keterangan yang disampaikan.

"Kami tetap hargai kalau Pak Adang menyampaikan sekarang. Karena sejak
awal sudah disampaikan ada keganjilan-keganjilan yang beliau dapatkan
selama proses Bu Nunun," ujar Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera ini.

MAHARDIKA SATRIA HADI | INDRA WIJAYA

http://epaper.korantempo.com/PUBLICATIONS/KT/KT/2011/12/13/ArticleHtmls/Nunun-Diduga-Diupah-Rp-1-Miliar-13122011003017.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar