Minggu, 11 Desember 2011

[Koran-Digital] Laba Pertamina Bisa Buat Bangun Kilang Minyak Baru

Laba Pertamina Bisa Buat Bangun Kilang Minyak Baru
Agar Tidak Lagi Impor BBM Dari Singapura
Senin, 12 Desember 2011 , 08:48:00 WIB


RMOL. Pertamina berhasil membukukan laba bersih kuartal III-2011 sebesar
Rp 19,45 triliun. Keuntungan tersebut diharapkan bisa dialokasikan untuk
membangun kilang minyak baru buat meminimalisir impor BBM yang selama
ini dilakukan BUMN migas itu.

Pengamat perminyakan Kur­tubi mengatakan, prestasi pero­le­han laba
bersih Pertamina patut diapresiasi. Menurutnya, pe­rusa­haan pelat merah
itu me­mang ha­rus membukukan ki­nerja yang memuaskan. Ia me­nyarankan,
laba tersebut dialo­ka­sikan untuk membangun ki­lang minyak baru.

"Selain memberikan kewaji­ban setoran kepada pemerintah, Perta­mina juga
bisa mengguna­kan keuntungannya tersebut untuk berinvestasi membangun
kilang minyak," ujar Kurtubi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Adapun investasi yang diperlu­kan untuk membangun kilang minyak
berkapasitas produksi 100 ribu barel per hari diperkira­kan sekitar 1
miliar dolar AS (setara Rp 9 triliun).

Melalui pembangunan kilang minyak, lanjutnya, maka Perta­mina tidak
perlu lagi impor BBM dari Singapura. "Hal itu seka­ligus bisa
menghentikan 'per­mai­­n­an' oknum importir yang me­rugikan negara,"
kata Kurtubi.

Selama 15 tahun terakhir ini, Pertamina memang belum mem­bangun kilang
BBM baru. Aki­bat­nya, kapasitas produksi BBM stagnan, sedangkan
kebutuhan setiap tahun terus meningkat.

"Kebutuhan BBM yang setiap tahun meningkat tidak diimbangi dengan
penambahan kapasitas produksi. Itu membuat Pertamina harus mengimpor BBM
setiap harinya untuk menutupi kekura­ngan," lanjutnya.

Sejauh ini, Indonesia belum memiliki kilang BBM baru, se­hingga
kapasitas BBM tak juga bertambah. Hal ini yang menye­bab­kan Indonesia
harus mengim­por 300-400 ribu barel BBM tiap hari. Pembangunan kilang
BBM terakhir di Indonesia adalah Ki­lang Balongan pada 1990-an. Setelah
itu, tidak ada lagi pem­bangunan kilang di Indo­nesia.

Keengganan Pertamina mem­pro­duksi minyak sendiri dan le­bih memilih
mengimpor, mem­per­kuat indikasi adanya oknum-oknum yang disebut mafia
mi­nyak. Oknum-oknum itu yang di­un­tungkan dengan kebijakan impor.
"Oknum-oknum itu biasa­nya mendapat komisi," tuding­nya.

Menurut Kurtubi, kebijakan Pertamina yang memilih impor BBM daripada
memba­ngun ki­lang baru patut dicurigai.

"Dengan membangun kilang baru, justru banyak keuntungan yang akan
didapat Pertamina. Maka dari itu, kebijakan (Perta­mina-red) yang senang
mengim­por itu mencurigakan," tegasnya.

Selain bisa menambah kapasi­tas produksi, imbuh Kurtubi, pemba­ngunan
kilang juga bisa mem­buka la­pangan kerja baru bagi ma­sya­rakat.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, selama Januari hingga Oktober
2011 nilai impor produk migas Indonesia menca­pai 33,604 miliar dolar AS
atau naik drastis 53,99 persen diban­dingkan periode yang sama tahun
lalu 21,822 miliar dolar AS.

Seperti diketahui, Pertamina berhasil meraup laba bersih Rp 19,45
triliun selama Januari-Sep­­­­tember 2011 atau naik 146,92 persen dari
periode yang sama ta­hun lalu. Perolehan laba ini sudah 109,89 persen
dari target laba tahun ini sebesar Rp 17,7 triliun. [Harian Rakyat Merdeka]

http://ekbis.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/12/12/48668/Laba-Pertamina-Bisa-Buat-Bangun-Kilang-Minyak-Baru-

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar