Kamis, 08 Desember 2011

[Koran-Digital] KOMARUDDIN HIDAYAT: Revolusi Sepeda Motor

Revolusi Sepeda Motor PDF Print
Friday, 09 December 2011
Istilah "revolusi sepeda motor" saya kutip dari Dahlan Iskan, Menteri
BUMN, ketika tampil sebagai pembicara dalam seminar yang diselenggarakan
UIN Jakarta, pekan lalu, di Hotel Nikko dengan tema Prospek dan Peluang
Indonesia 2012.


Mari kita amati sekilas saja betapa pengguna sepeda motor setiap waktu
senantiasa bertambah. Diperkirakan setiap tahun terjual 9 juta sepeda
motor.Sebuah angka yang sangat signifikan untuk meramaikan jalan raya
dan kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk warga Jakarta saja diperkirakan
terdapat 7 juta sepeda motor. Rata-rata satu keluarga memiliki tiga
sepeda motor.Apa artinya semua ini?

Banyak sudut pandang untuk melihat fenomena ini.Pertama, revolusi sepeda
motor menunjukkan kegagalan sistem transportasi massal, terutama bus dan
kereta api,sehingga sepeda motor dianggap sebagai alternatif paling
praktis mengatasi kemacetan lalu lintas kota besar semacam Jakarta.
Kedua, harga sepeda motor terjangkau masyarakat bawah meski dengan jalan
mencicil.Mereka merasa lebih praktis dengan sepeda motor ketimbang
angkutan kota untuk pergi ke tempat kerja.

Ketiga, sepeda motor multiguna. Sebelum menuju tempat kerja bisa
mengantarkan anaknya ke sekolah atau mengantar keluarga berbelanja.
Sepulang kantor pun bisa saja untuk ngojek cari tambahan pemasukan buat
beli bensin. Keempat, biaya perawatan motor termasuk murah asalkan
hati-hati menggunakannya serta rajin merawatnya.

Mobilitas Ekonomi Kelas Bawah

Pengalaman mengesankan tentang membeludaknya sepeda motor adalah ketika
saya berkunjung ke Vietnam sekitar lima tahun lalu.Ketika kendaraan
berhenti di lampu merah, gerombolan sepeda motor bagaikan laron
mengelilingi cahaya lampu. Sedemikian banyaknya memenuhi jalanan. Hanya
saja uniknya di sana relatif kecil tingkat kecelakaan karena mesinnya
sudah diatur sedemikian rupa sehingga tidak bisa lari di atas 40 km/jam.

Sekarang lorong-lorong Jakarta pun penuh dengan sepeda motor sebagai
respons masyarakat bawah yang tidak mampu membeli mobil dan kecewa
dengan layanan transportasi umum. Naik mobil pribadi maupun umum
samasama tidak enak karena macet. Yang paling praktis adalah sepeda
motor. Fenomena ini sekaligus juga menunjukkan dinamika ekonomi kelas
menengah ke bawah.

Sepeda motor begitu lincah memasuki lorong- lorong kecil dan tempat
parkir pun mudah. Secara psikologis, mereka terpacu bekerja lebih giat
lagi untuk melunasi kreditnya ataupun agar bisa membeli sepeda motor
yang lebih bagus mengingat kualitas dan harga sepeda motor sangat
bervariasi. Bahkan mereka yang sudah punya mobil pun masih memerlukan
sepeda motor di rumahnya.

Tidak asing lagi,pembantu rumah tangga saat ini sudah akrab dengan
sepeda motor dan telepon genggam. Ini sebuah perubahan perilaku ekonomi,
komunikasi, dan mental di kalangan masyarakat bawah. Hubungan "majikan"
dan "pembantu" tidak sehierarkis zaman dahulu. Sekarang cenderung
egaliter, bisa berkomunikasi melalui telepon.

Dibandingkan semasa zaman Orde Baru, jumlah kepemilikan televisi, sepeda
motor, dan telepon genggam hari ini jauh lebih banyak dan melonjak. Oleh
karena itu,di balik komentar yang suram tentang panggung politik,
potensi dan perkembangan ekonomi Indonesia relatif stabil. Persoalannya
hanyalah tingkat korupsi yang kian membengkak dan merata serta
kesejahteraan rakyat yang timpang.

Sementara itu, kondisi sosial yang menyedihkan adalah semakin
meningkatnya mental konsumtif masyarakat. Diperkirakan gaji seorang
pembantu rumah tangga, seperempat atau bahkan lebih, dibelanjakan untuk
membeli pulsa hanya untuk mengobrol atau bergosip dengan
temannya.Jadi,di samping terjadi revolusi sepeda motor yang
mengindikasikan mobilitas ekonomi dan gaya hidup masyarakat bawah,
mental konsumtif juga naik tajam.

Dalam kaitan ini peran iklan di televisi sangat besar pengaruhnya.
Sajian televisi bagaikan panggung campursari, silih berganti antara
berita kecelakaan, korupsi, banjir, ceramah agama,musik, lawak, dan
sebagainya. Semua itu tidak akan tersaji tanpa dukungan iklan dan setiap
iklan bertujuan menggerakkan tangan pemirsa agar antusias merogoh
koceknya untuk berbelanja apa yang dijajakan dalam televisi.

Salah satunya adalah membeli sepeda motor dengan segala turunannya.
Memang ada beberapa keluhan dari orang tua, anakanaknya yang masih
sekolah di tingkat SMP dan SMU bersikeras minta dibelikan sepeda motor.
Padahal, ekonomi orangtua sangat berat,lagipula dengan memiliki sepeda
motor tidak menjamin prestasi belajar anak-anak semakin meningkat.
Bahkan bisa sebaliknya yang terjadi.  PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT Rektor
UIN Syarif Hidayatullah

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/450304/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar