Jumat, 16 Desember 2011

[Koran-Digital] Kolom Pasar Modal: Memahami Peringkat Surat Utang

Kolom Pasar Modal: Memahami Peringkat Surat Utang PDF Print
Monday, 12 December 2011

Jangan menganggap remeh hasil pemeringkatan yang diterbitkan oleh
lembaga pemeringkat. Mereka memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.Jika
tampil dalam bentuk energi positif,dam paknya fantastis, hingga mampu
mendatangkan arus investasi yang sangat besar.


Sebalik nya, jika tampil dalam bentuk energi negatif, maka efeknya bisa
memorak-porandakan dunia investasi. Saat ini, misalnya, Indonesia tengah
menunggu–dengan harap-harap cemas– datangnya energi positif yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat. Indonesia tengah menunggu
pemberian status sebagai negara yang berkategori layak dijadikan lahan
investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat dunia.

Jika status investment grade itu diperoleh, maka diyakini bahwa arus
investasi asing akan mengalir deras ke Indonesia,baik secara langsung
(direct investment) maupun tidak langsung (indirect investment), melalui
portofolio di pasar modal. Contoh energi negatif yang muncul dari hasil
pemeringkatan bisa dilihat pada merosotnya status peringkat utang
pemerintah Amerika Serikat (AS) awal Agustus lalu.

Pada 5 Agustus lalu, untuk pertama kalinya sejak 1947, instrumen surat
utang AS mengalami penurunan peringkat. Lembaga pemeringkat terkemuka
dunia Standar & Poor's (S & P) menurunkan peringkat surat utang AS dari
semula AAA menjadi AA plus. Bagaimana dampak dari penurunan peringkat
tersebut? Pasar keuangan dunia bergejolak. Harga saham seluruh bursa di
AS mulai dari New York Stock Exchange, Nasdaq, dan Amex terkoreksi tajam.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang pada perdagangan Kamis
(3/8) sudah rontok dari posisi 11.896,44 ke posisi 11.383,68, terjungkal
kembali ke posisi 10.809,85 pada perdagangan Senin (8/8). Contoh lain
munculnya energi negatif dari hasil pemeringkatan bisa dilihat ketika
virus krisis yang melumpuhkan Yunani mulai menjalar ke Italia.

Saat S & P menurunkan peringkat surat utang Italia sebesar satu notch,
dari A+ menjadi Adengan outlook negatif, industri keuangan dunia semakin
cemas menghadapi perkembangan di Eropa. Energi negatif yang timbul tidak
hanya dirasakan oleh pelaku pasar di AS dan Eropa. Bursa-bursa regional
ikut terdampak koreksi signifikan.Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa
juga harus ikut menanggung getahnya. IHSG terpangkas tajam. Pada
perdagangan Kamis (22/9), IHSG BEI terpangkas 328,351 poin (8,88%)
hingga 3.369,143.

Dua Kategori

Output peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat memang hanya
sekadar kode berbentuk huruf kapital. Namun,di balik kode itu tersimpan
kekuatan yang dahsyat seperti ilustrasi di atas. Efeknya sangat terasa
pada pihak atau lembaga yang menerimanya. Misalnya, PT ABC akan
menerbitkan obligasi atau surat utang,di sisi lain lembaga pemeringkat
menerbitkan hasil pemeringkatan obligasi tadi dengan peringkat BBB.

Nah, hasil peringkat berkode BBB itu akan menentukan seberapa besar
minat investor terhadap obligasi tersebut dan seberapa besar tingkat
suku bunga yang harus ditetapkan. Semakin baik hasil pemeringkatan, maka
semakin kecil tingkat risiko dari surat utang yang diterbitkan, sehingga
semakin kecil pula suku bunga obligasi yang harus dibayarkan kepada
pembeli obligasi.

Dari kacamata investor, hasil pemeringkatan obligasi yang diterbitkan
oleh lembaga pemeringkatan atau rating agency sangat membantu investor
untuk mengukur tingkat risiko dari obligasi yang ditawarkan. Pada
dasarnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi peringkat obligasi,
antara lain (1) size atau ukuran perusahaan, (2) profitabilitas
perusahaan,( 3) proporsi modal terhadap utang perusahaan, (4) tingkat
kepastian dalam menghasilkan pendapatan, dan (5) ada tidaknya utang
subordinat.

Dari sanalah pemeringkatan dilakukan. Hasil pemeringkatan pada umumnya
dikelompokkan dalam dua kategori, yakni peringkat instrumen yang layak
investasi (investment grade) dan instrumen yang tidak layak investasi
(non investment grade). Peringkat yang masuk dalam kategori investment
grade adalah AAA hingga BBB. Sedangkan yang masuk dalam kategori non
investment grade adalah BB+ hingga D.

Surat utang yang masuk dalam kategori investment grade merupakan surat
utang yang berperingkat tinggi (high grade) yang mencerminkan risiko
kredit yang rendah (high credit worthiness).Sedangkan,obligasi yang
masuk dalam kelompok noninvestment grade merupakan obligasi yang
berperingkat rendah (low grade) yang mencerminkan risiko kredit yang
tinggi (low credit worthiness).

Obligasi yang berperingkat tinggi akan memberikan return (yield) yang
rendah. Sebaliknya, obligasi berperingkat rendah akan memberikan yield
yang tinggi. Hal ini menunjukkan hubungan terbalik antara hasil
pemeringkatan dengan tingkat yield dan tingkat risiko obligasi. Semakin
tinggi peringkat obligasi, maka risiko default semakin rendah,sehingga
yield yang diberikan juga semakin rendah.

Sebaliknya, semakin rendah peringkat obligasi, maka semakin tinggi
risiko default, dan semakin tinggi pula yieldyang diberikan sebagai
kompensasi. Di atas kertas, obligasi yang masuk dalam kategori
investment gradememiliki harga yang super premium dan memiliki yield
yang rendah.Dengan kata lain, semakin berisiko suatu obligasi, semakin
tinggi yield yang dijanjikan oleh penerbitnya.

Obligasi dengan risiko default akan menawarkan yield yang lebih besar
dibandingkan dengan obligasi yang risikonya relatif lebih kecil.
Gambaran di atas sekaligus menunjukkan bahwa peringkat obligasi dan
yield berbanding terbalik. Jika peringkat obligasi meningkat,maka yield
akan turun. Sebaliknya, jika peringkat obligasi turun,maka yield akan
meningkat. Tim BEI

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/450742/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar