Senin, 19 Desember 2011

[Koran-Digital] EDITORIAL - Hari Pertama Abraham Samad

Langkah pertama telah diayun di hari pertama. Janjimu terlalu enak dan
terlalu manis untuk dilupakan."


ABRAHAM Samad, yang menghidupkan kembali gelora harapan, resmi memimpin
Komisi Pemberantasan Korupsi, kemarin. Serah terima jabatan ketua dari
pejabat lama Busyro Muqoddas menjadi langkah pertama Samad yang
menjanjikan banyak hal dalam tahun pertama kepemimpinannya.

KPK adalah lembaga super yang dibentuk untuk memberantas superkorupsi
yang mewabah di Indonesia. Karena itu, lembaga super yang bersifat
sementara tersebut menjadi tumpuan harapan publik bahwa korupsi masih
mampu diberantas. KPK adalah harapan baru bagi publik yang telah
kehilangan kepercayaan kepada lembaga penegak hukum seperti kepolisian
dan kejaksaan.

Di era Taufiqurrahman Ruki, KPK berhasil merebut simpati. Memasuki masa
Antasari Azhar, KPK sempat menggairahkan. Namun, gairah itu justru
menjadi titik balik kemerosotan kredibilitas karena dua pemimpinnya,
Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah, terjerat kasus dugaan suap dan
sempat ditahan walaupun akhirnya dibebaskan melalui pendeponiran.

Kepemimpinan Busyro Muqoddas yang sempat menggembirakan ternyata tidak
membawa harapan banyak.
Se jumlah pemimpin KPK, termasuk Chandra Hamzah, disebut terdakwa
Muhammad Na zaruddin, mantan Bendahara Partai Demokrat yang tersangkut
kasus suap Wisma Atlet di Palembang, menerima sogok.

Abraham Samad muncul pada situasi kredibilitas KPK sedang menukik tajam.
Anak muda yang relatif bersih dan pejuang antikorupsi dari Makassar yang
memiliki rekam jejak bening itu menggugah DPR untuk menyingkirkan
calon-calon yang sebelumnya menjadi favorit partai-partai.

DPR yang sebelumnya mendua, antara memerangi korupsi dan membela
koruptor, bersepakat di belakang Samad. Maka, muncullah Samad sebagai
pilihan mutlak mengantongi 43 suara dari 56 pemilih di Komisi III.

Abraham Samad memukau DPR dan kita semua ketika berjanji membuka
kasus-kasus besar yang selama ini mentok di KPK. Di antaranya kasus Bank
Century dan tumpukan perkara yang berpusat di tangan Nazaruddin dengan
pertautan di lingkaran elite partai dan pemangku kekuasaan.

Samad berjanji bahwa bila dalam tahun pertama tidak mampu menuntaskan
perkara-perkara besar itu, dia akan mengundurkan diri dan pulang ke
kampungnya di Makassar. Janji itu berat, tetapi diucapkan dengan amat
ringan.

Apakah Samad tidak memiliki beban? Selama fit and proper test di DPR dia
kelihatan yang paling berani dan masuk akal berargumentasi. Padahal,
menurut peringkat yang disusun panitia seleksi, Samad berada di posisi
lima dari delapan calon yang diajukan.

Satu-satunya beban yang dikhawatirkan akan mengganggu justru mayoritas
mutlak suara Komisi III yang diberikan kepadanya. Keputusan DPR adalah
keputusan politik. Apakah Samad akan kukuh menampik sikap DPR yang kerap
mendua antara memerangi dan melindungi koruptor? Apakah Samad juga akan
kukuh menghadapi retorika kekuasaan yang tidak intervensi, tetapi tetap
saja lembaga penegak hukum merasa tidak independen?
Langkah pertama telah diayun di hari pertama. Janjimu terlalu enak dan
terlalu manis untuk dilupakan.

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/12/20/ArticleHtmls/EDITORIAL-Hari-Pertama-Abraham-Samad-20122011001021.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar