Rabu, 14 Desember 2011

[Koran-Digital] Soal Kasus Suap Miranda, Gubernur BI: Sejarah itu Memalukan

Rabu, 14/12/2011 07:23 WIB
Soal Kasus Suap Miranda, Gubernur BI: Sejarah itu Memalukan
Wahyu Daniel - detikFinance

Share

Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menilai kasus
suap pemilihan Deputi Gubernur Senior BI Miranda S. Gultom sebagai
sejarah yang memalukan. Dan telah mengambil langkah agar kejadian ini
tak berulang.

"Kalau teman-teman ada yang maju untuk fit and proper (calon Deputi
Gubernur BI) semua orang tulis pernyataan maka kalau di kemudian hari
ada kasus bersedia mundur," jelas Darmin di kantornya, Jakarta, Selasa
malam (13/12/2011).

Menurutnya, sangat menyedihkan kasus suap cek perjalanan dinas terjadi
saat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI.

"Menyedihkan terjadi di BI. Sejarah itu sudahlah itu memalukan. Ini ke
depan akan kita bangun kebiasaan baru agar fit and proper buat statement
dan pakta integritas," kata Darmin.

Mantan Dirjen Pajak ini meminta koleganya di BI tidak menghalalkan
segala cara dalam melakukan fit and proper test di DPR. Agar kejadian
seperti Miranda tak terulang lagi.

Miranda S Gultom sedang diterpa kasus tak sedap terkait suap pemilihan
Deputi Gubernur BI. Sejumlah anggota DPR yang menerima suap untuk
meloloskan Miranda menjadi petinggi BI telah dipenjara seperti Paskah
Suzetta, Panda Nababan dll. Kini aparat hukum akan meminta keterangan
dari Nunun Nurbaeitie yang menjadi 'kurir' dari pemberian uang suap
Miranda tersebut. Dari pihak Nunun yang diwakili oleh suaminya, Adang
Daradjatun menegaskan, Nunun memang memiliki hubungan erat dengan Miranda.

Terkait kasus tersebut, Miranda kembali dicegah ke luar negeri per Senin
(12/12/2011). Dia sebelumnya telah dicekal sejak 26 Oktober 2010 hingga
26 Oktober 2011. Saat pencekalan pertama dilakukan, ternyata paspor
Miranda telah ditarik oleh Imigrasi.

Miranda Gultom terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior BI pada tahun
2004. Dalam pemilihan yang dilakukan Komisi IX DPR RI (sekarang Komisi
XI DPR RI), Miranda memang menang mutlak. Miranda berhasil menyingkirkan
2 pesaingnya yakni Budi Rochadi (Kepala perwakilan BI di Tokyo), dan
Hartadi Sarwono (Deputi BI).

Dari total 54 orang anggota Komisi IX yang datang dan memberikan suara,
Miranda berhasil mendapatkan 41 suara. Sedangkan Budi Rochadi
mendapatkan 12 suara, sementara Hartadi Sarwono hanya mengantongi 1
suara. Dua orang anggota Komisi IX DPR RI tidak hadir yakni M Hidayat
dan Rizal Djalil (sekarang anggota BPK).

Suara FPDIP sangat menentukan dalam pemilihan DGS ini. Dari 56 anggota
Komisi IX, sebanyak 18 orang adalah orang FPDIP. Sedangkan, Fraksi
Partai Golkar memiliki anggota 15 orang.

Miranda pun akhirnya menang mutlak dalam voting, setelah sebelumnya
sempat mencuat keinginan agar penetapan Miranda dilakukan secara
musyawarah mufakat.

(dnl/qom)
http://us.finance.detik.com/read/2011/12/14/072318/1790562/5/soal-kasus-suap-miranda-gubernur-bi-sejarah-itu-memalukan?f990101mainnews

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar