Kamis, 08 Desember 2011

[Koran-Digital] Aneka Kisah Kunker DPR, dari Urusan Perut Sampai Urusan 'Bawah Perut'

Jumat, 09/12/2011 13:52 WIB
Aneka Kisah Kunker DPR, dari Urusan Perut Sampai Urusan 'Bawah Perut'
jurnalparlemen.com - detikNews
Share

Jakarta - Banyak kisah menarik yang didengar dari para anggota Dewan
saat melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Setiap kali kunjungan
kerja (kunker) anggota DPR ke luar negeri, media selalu memberitakan
dengan berbagai sudut pandang. Sejumlah tokoh dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) juga turut berkomentar. Mereka menganggap kunker hanya
pelesiran dan buang-buang duit belaka. Namun, ada juga anggota Dewan
yang enggan pergi ke luar negeri dengan berbagai alasan. Tapi yang
menarik adalah kisah-kisah yang menyertainya.

Menteri Pertanian Suswono ketika menjadi anggota Komisi IV mengisahkan,
ada anggota Dewan yang setiap kali kunker ke luar negeri harus selalu
membawa rice cooker, yakni alat masak portabel yang bisa dibawa ke
mana-mana.

"Anggota Dewan itu tidak tahan kalau tidak makan nasi, padahal sudah
makan roti dua gepok," katanya sambil tersenyum. Anggota Dewan tersebut
sampai sekarang masih duduk di Komisi IV.

Tapi selain urusan perut, soal urusan "bawah perut" juga tidak kalah
serunya. Beberapa anggota Dewan ada pula yang membawa isteri saat kunker
ke luar negeri, termasuk Wakil Ketua DPR dari FPDIP Pramono Anung.
Sebagian orang menyoroti perilaku ini. Tapi anggota Dewan punya alasan
mengapa mereka harus bawa isteri.

"Kalau tidak bawa isteri, terus di luar negeri melakukan perbuatan
tercela, lebih ; bahaya lagi," kata anggota Badan Kehormatan dari F-PKS
Anshory Siregar.

Anhsory malah tidak setuju bila ada aturan kunker dilarang membawa
isteri.Ya, harap maklumlah, kunker ke luar negeri bisa memakan waktu
sampai tujuh hari. Puyeng juga kan kalau "puasa" berlama-lama. Ketua DPR
Marzuki Alie termasuk yang membela pendapat Anshory. "Kan ada juga
anggota Dewan yang ingin rutin (berhubungan intim dengan isteri)," katanya.

Namun ada juga yang keberatan membawa isteri, dengan alasan justru
kasihan sama isterinya. Sebab, bila ada kegiatan, sang ; isteri tidak
mungkin terus dibawa-bawa mengikuti kegiatan suaminya. "Kalau mau
ditinggal di hotel sendirian, kan kasihan juga," kata anggota Komisi IV
dari FPD Djoko Udjianto.

Apalagi bila jadwal kunker itu padat, isteri-isteri anggota Dewan itu
bisa jadi malah bosan juga.

Kisah lain adalah soal dana akomodasi dan transportasi. Ada lho, yang
tak tahu diri. Seorang anggota Dewan yang enggan disebutkan namanya
bercerita pada Jurnalparlemen.com, ada sahabat sesama anggota Dewan yang
tidak ikut kunker tapi mengambil duitnya. Kok bisa?

"Jadi saat di airport, yang lain siap-siap berangkat, anggota Dewan yang
satu ini datang hanya untuk mengambil jatah dia, tapi ; tidak ikut
pergi," ujarnya. Gampangnya, dia mau ambil mentahnya saja, tapi ogah
kunkernya. Lagi pula dia bisa ngomong ke mana-mana, demi citra dirinya:
"Saya nggak ikut kunker ke luar negeri, lho."

http://us.detiknews.com/read/2011/12/09/135202/1787127/10/aneka-kisah-kunker-dpr-dari-urusan-perut-sampai-urusan-bawah-perut?n991102605

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar