Kamis, 08 Desember 2011

[Koran-Digital] Ibas Minta KPK Buktikan Tudingan Nazar

"Penyidik akan tetap mendalami keterang an Nazaruddin."
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro meminta Komisi
Pemberantasan Korupsi segera membuktikan berbagai tudingan Muhammad
Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet.
Ibas--begitu Edhie Baskoro biasa dipanggil--menganggap tudingan eks
Bendahara Partai Demokrat itu tak benar.

"Belum ada bukti yang menyangkut kami dan semua yang selama ini disebut
dalam persidangan," kata Ibas di Jakarta kemarin.
"Karena itu, berikan kesempatan kepada pengadilan dan KPK untuk
membuktikan secara fair,"ujarnya.

Dua hari lalu, saat membacakan eksepsi atau nota keberatan dalam
persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Nazaruddin mempertegas
keterlibatan sejumlah petinggi Partai Demokrat dalam sejumlah proyek.
Selain kasus suap Wisma Atlet SEA Games 2011 yang membelit Nazar,
disebutkan pula proyek Stadion Hambalang, Bogor, Jawa Barat, senilai Rp
1,2 triliun.

Nazar antara lain membeberkan sejumlah pertemuan pada Mei 2009 hingga
akhir 2009 yang membahas soal Hambalang, termasuk pertemuan di kantor
Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang membahas anggaran khusus untuk
proyek itu. Seluruh pertemuan itu, menurut Nazar, dilaporkan kepada Anas
Urbaningrum. Nazar juga menyebut Anas sebagai orang yang tahu persis
proyek Wisma Atlet.

Rufinus Hutauruk, pengacara Nazar, mengatakan keterlibatan rekan
separtai Nazar diketahui Presiden Susilo BambangYudhoyono, yang juga
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Rufinus bahkan menyebut Yudhoyono sengaja menu tup-nutupi kasus itu dan
tak melaporkan perkara Wisma Atlet itu kepada aparat. Padahal, kata
Rufinus, Yudhoyono sudah mengetahui kasus itu saat Nazar diminta
menghadap dalam rapat di kediamannya pada Mei 2011. "Wajib hukumnya
sebagai warga negara melaporkan peristiwa yang mengandung unsur
kejahatan,"kata Rufinus.

Anas membantah semua pernyataan mantan koleganya itu."Itu cerita fiksi
yang berulang-ulang, kadang ditambah-tambah," ujarnya Ia juga menampik
keterlibatan dirinya pada proyek Wisma Atlet."Saya tak pernah berurusan
dengan anggaran dan tak pernah berurusan dengan proyek," ucapnya.

Anas juga tak sependapat Presiden disebut menutupnutupi kasus suap Wisma
Atlet. Ia beralasan rapat di Cikeas itu tak membahas kasus korupsi
Nazar."Itu rapat Dewan Kehormatan Partai Demokrat, materinya, ya, soal
partai," kata Anas. "Kalau ada spekulasi menutupi, itu tidak benar."

Menurut Ibas, tudingan Nazar belum tentu benar karena tak dibarengi
bukti Karena itu, Ibas menolak jika kasus Nazar dikaitkan dengan
partainya. Ia beralasan partainya sudah diaudit."BPK tak pernah
mengatakan Partai Demokrat memiliki aliran dana dari kasus-kasus yang
berkembang di media massa," ujarnya. "Jadi, ini sudah clear tak ada
hubungannya dengan Partai Demokrat."

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Haryono Umar memastikan tim
penyidik akan tetap mendalami keterangan yang dibeberkan Nazar dalam
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Meski begitu, Haryono belum memastikan
apakah nama-nama yang disebut itu akan dipanggil kembali atau tidak.
"Itu ada di para penyidik. Nanti akan diekspos lagi,"ujarnya.

KARTIKA CHANDRA | RUSMAN PARAQBUEQ WIDIARSI AGUSTIN

http://epaper.korantempo.com/PUBLICATIONS/KT/KT/2011/12/09/ArticleHtmls/Ibas-Minta-KPK-Buktikan-Tudingan-Nazar-09122011004003.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar